Zyoying, Taiwan, (ANTARA News) - Peraih medali emas pertama Taiwan, Chu Mu-yen, merasa amat percaya diri mempertahankan gelarnya di cabang taekwondo Olimpiade Beijing sedangkan kekasihnya Yang Shu-chun berharap sukses di nomor putri. Kisah asmara terbalut prestasi. Chu memenangi pertandingan di cabang itu ketika untuk pertama kalinya meraih medali emas Olimpiade pada 2004 di Athena ketika ia berusia 22 tahun, demikian diwartakan AFP. Rekan setimnya, Chen Shih-hsin, juga meraih medali emas di kelas layang putri. Banyak warga Taiwan meneteskan air mata ketika bendera mereka dan bendera Olimpiade dinaikkan di Athena. Kemenangan mereka itu diperoleh dari cabang bela diri Korea yang sedang diminati di negara itu. Di Beijing, Chu harus mengatasi tekanan untuk mempertahankan medalinya sedangkan teman wanitanya, Yang, menjadi favorit meraih medali emas setelah rekannya Chen mengundurkan diri. "Tentu saja saya merasakan ada tekanan karena saya juara bertahan, tetapi saya amat percaya diri," kata Chu ketika sedang mengikuti latihan di Zuoying, kawasan selatan Taiwan. "Saya berharap dapat meningkatkan kemampuan saya sebelum terjun di Beijing dan saya juga berusaha tenang," kata Chu, yang akan tampil di nomor 58 kg putra. Tim taekwondo Taiwan mendapat dua medali emas dan satu medali perak di Athena sedangkan atlet lain dari negara itu mendapatkan satu medali perak dan satu medali perunggu. Setiap orang di negara itu kini berharap pada Chu. Dalam latihan, ia menggabung gerakannya dengan gerakan bela diri Cina, utamanya untuk memerangi tekanan yang dirasakannya, kata pelatih Chang Jung-san. "Seorang atlet harus menanjak permainannya dan harus melakukan terobosan, jadi saya pikir tai chi akan membuat keseimbangan dalam dirinya," kata Chang. Tai chi, yang berarti mengharmoniskan raga dan jiwa serta dilakukan lewat gerakan lamban, amat populer di Taiwan terutama di kalangan kaum yang berusia senja. "Fisik Chu dalam kondisi bagus dan teknik permainannya amat matang. Kami yakin ia dapat meraih medali emas kedua kalinya, sejauh ia dapat mengatasi rasa tekanan dan jangan berbuat salah," kata pelatih itu. Namun atlet juara itu, akan mendapat perlawanan ketar dari atlet Jerman, Iran dan Spanyol pada pertandingan yang diadakan 20 Agustus, kata Chang. Saling menyemangati Teman wanita Chu, Yang, juara kelas di bawah 49 kg pada turnamen takwondo Asia, April lalu, akan melakukan debut awalnya di Olimpiade Beijing. "Chu lebih dahulu menjalani olahraga ini dan ia menularkan pengalamannya kepada saya dan kami juga saling memberi semangat," kata Yang (22). Yang mengatakan, saingan beratnya berasal dari Cina, Wu Jingyu, yang mengalahkannya di Asian Games 2006 di Doha dari di turnamen Asia 2007, sebelum kalah atas dirinya April lalu. "Wu bermain di kandang sendiri, jadi ia memiliki nilai lebih, namun saya akan tetap berusaha. Saya yakin setiap orang memiliki peluang mendapatkan medali emas," katanya. Empat atlet taekwondo Taiwan akan berada beberapa waktu di kaki gunung Fo Guang Shan di kuil Budha di kawasan selatan Kaohsiung, untuk menjernihkan pikiran dan membuat santai fisik mereka sebelum berangkat ke Beijing. "Kendati kami berlatih hanya lima jam sehari tetapi pikiran kami selalu tertuju pada pertandingan mendatang. Saya berharap selama di Fo Guang Shan dapat membantu menyeimbangan semangat dan fisik kami," kata kata Yang. (*)