Tiga bandara dikerjasamakan, Menhub berharap APBN hemat Rp100 miliar
13 Oktober 2019 20:54 WIB
Peresmian Kerja sama Pemanfaatn (KSP) UPBU Sentani Jayapuran, UPBU Fatmawati Bengkulu , UPBU HAS Hanandjoedin Tanjung Pandang di Jakarta, Minggu. (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap alih operasi tiga bandara di Indonesia bisa menghemat dana APBN masing-masing senilai Rp100 miliar per tahun.
Tiga bandara yang dikerjasamakan sehingga terjadi alih operasi yakni Bandara Fatmawati Bengkulu dan Bandara Hanandjoeddin Tanjung Pandan kepada PT Angkasa Pura II dan Bandara Sentani Jayapura.
Baca juga: Menhub akan kaji rencana pembangunan bandara baru di Raja Ampat
“Satu bandara Rp100 miliar per tahun untuk belanja modal dan belanja operasional,” kata Menhub Budi dalam Peresmjan Kerja sama Pemanfaatn (KSP) UPBU Sentani Jayapura, UPBU Fatmawati Bengkulu , UPBU HAS Hanandjoedin Tanjung Pandang di Jakarta, Minggu.
Selain memberi ruang bagi APBN agar dialokasikan untuk kegiatan lain, ia mengatakan KSP ini juga memberi kesempatan bagi operator bandara untuk lebih mengembangkan potensi dari masing-masing bandara tersebut.
“Karenanya ini bisa jadi satu langkah baik, satu sisi berikan ruang APBN, untuk merawat bandara di pinggiran di pelosok yang belum maksimal kita lakukan. AP I dan AP II kita harapkan bjsa membangun merawat bandara ini lebih profesional di sektor logistik, pariwisata dan nantinya kebanggaan bagi daerah,” katanya.
Menhub berharap langkah ini dapat menciptakan iklim investasi bagus, dengan memberikan kesempatan kepada swasta untuk berkembang.
Baca juga: Operasikan Bandara Radin Inten II, AP II diharapkan raup Rp110 miliar
Masing-masing bandara, baik Bengkulu, Belitung dan Sentani diberikan konsesi selama 30 tahun untuk dikembangkan.
“Ini kerja sama pemanfaatan, bukan dijual ya,” katanya.
Sebelumnya, bandara yang telah dikerjasamakan melalui skema KSP, di antaranya Bandara Radin Inten II Lampung dan Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya.
Kemenhub juga membuka peluang lain melalui skema, Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk Bandara Komodo Labuan Bajo dan Bandara Singkawang, Kalimantan Barat.
Sejumlah calon investor juga telah melalui proses lelang, di antaranya Konsorsium Indonesia-Singapura yang lolos tahap pertama untuk Bandara Labuan Bajo.
Sementara itu, untuk Bandara Singkawang masih dalam tahap proses penawaran pasar (market sounding) agar menarik investor lebih banyak lagi.
“Banyak yang ikut serta, Prancis, Kanada, Jerman, Singapura, Korea, Belanda, Australia, banyak sekali,” ujar Menhub.
Baca juga: Menhub: Bandara Wamena bakal beroperasi kembali dalam sepekan ini
Tiga bandara yang dikerjasamakan sehingga terjadi alih operasi yakni Bandara Fatmawati Bengkulu dan Bandara Hanandjoeddin Tanjung Pandan kepada PT Angkasa Pura II dan Bandara Sentani Jayapura.
Baca juga: Menhub akan kaji rencana pembangunan bandara baru di Raja Ampat
“Satu bandara Rp100 miliar per tahun untuk belanja modal dan belanja operasional,” kata Menhub Budi dalam Peresmjan Kerja sama Pemanfaatn (KSP) UPBU Sentani Jayapura, UPBU Fatmawati Bengkulu , UPBU HAS Hanandjoedin Tanjung Pandang di Jakarta, Minggu.
Selain memberi ruang bagi APBN agar dialokasikan untuk kegiatan lain, ia mengatakan KSP ini juga memberi kesempatan bagi operator bandara untuk lebih mengembangkan potensi dari masing-masing bandara tersebut.
“Karenanya ini bisa jadi satu langkah baik, satu sisi berikan ruang APBN, untuk merawat bandara di pinggiran di pelosok yang belum maksimal kita lakukan. AP I dan AP II kita harapkan bjsa membangun merawat bandara ini lebih profesional di sektor logistik, pariwisata dan nantinya kebanggaan bagi daerah,” katanya.
Menhub berharap langkah ini dapat menciptakan iklim investasi bagus, dengan memberikan kesempatan kepada swasta untuk berkembang.
Baca juga: Operasikan Bandara Radin Inten II, AP II diharapkan raup Rp110 miliar
Masing-masing bandara, baik Bengkulu, Belitung dan Sentani diberikan konsesi selama 30 tahun untuk dikembangkan.
“Ini kerja sama pemanfaatan, bukan dijual ya,” katanya.
Sebelumnya, bandara yang telah dikerjasamakan melalui skema KSP, di antaranya Bandara Radin Inten II Lampung dan Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya.
Kemenhub juga membuka peluang lain melalui skema, Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk Bandara Komodo Labuan Bajo dan Bandara Singkawang, Kalimantan Barat.
Sejumlah calon investor juga telah melalui proses lelang, di antaranya Konsorsium Indonesia-Singapura yang lolos tahap pertama untuk Bandara Labuan Bajo.
Sementara itu, untuk Bandara Singkawang masih dalam tahap proses penawaran pasar (market sounding) agar menarik investor lebih banyak lagi.
“Banyak yang ikut serta, Prancis, Kanada, Jerman, Singapura, Korea, Belanda, Australia, banyak sekali,” ujar Menhub.
Baca juga: Menhub: Bandara Wamena bakal beroperasi kembali dalam sepekan ini
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019
Tags: