New York, (ANTARA News) - Gempa bumi berkekuatan 5,4 pada Skala Richter, Selasa, mengguncang Los Angeles, AS, dan hingga berita ini diturunkan tidak ada warganegara Indonesia yang dilaporkan menjadi korban dalam peristiwa yang terjadi di kota terpadat di negara bagian California itu. Gempa yang terjadi pada pukul 11:42 waktu setempat (Rabu, pukul 01:42 WIB) itu, menurut penjabat walikota Los Angeles Wendy Greuel, mengakibatkan lima orang mengalami luka-luka dan sejumlah bangunan rusak ringan. Gempa tersebut, yang berpusat di Chino Hills --sekitar 48 Km arah timur dari Los Angeles-- juga dilaporkan mengakibatkan kerusakan pada saluran air dan gas. Namun, fasilitas umum dan prasarana lain seperti lampu lalu lintas atau berbagai sarana menyangkut layanan penerbangan tidak mengalami gangguan sehingga tidak ada penundaan jadwal penerbangan pesawat. Kendati tidak terlalu kuat, gempa yang terjadi pada Selasa tersebut sempat membuat warga setempat yang sedang berada di dalam gedung, termasuk di Kantor Walikota, hotel, dan restauran, berhamburan ke luar. Kepanikan juga sempat mewarnai suasana di gedung Konsulat Jenderal RI di Los Angeles. Sejumlah diplomat Indonesia yang sedang bekerja di gedung yang memiliki lima lantai itu berlarian turun ke luar gedung. Menurut Konjen RI di Los Angeles Subijaksono Sujono, bangunan gedung KJRI tergolong sudah tua dan belum dilengkapi dengan sarana anti-gempa. "Tapi alhamdulillah tidak ada kerusakan apapun terhadap gedung. Pegawai kita yang staf lokal sudah agak terbiasa, jadi mereka tenang-tenang saja. Yang agak kaget adalah beberapa `home staff` (diplomat dari Deplu-Jakarta, red) yang baru ditempatkan di sini. Selama ditempatkan di sini, mereka belum pernah mengalami gempa," kata Subijaksono ketika dihubungi ANTARA New York. Subijaksono juga mengatakan kondisi semua karyawan KJRI Los Angeles berada dalam keadaan baik, demikian pula dengan kondisi warganegara Indonesia yang tinggal di kota tersebut. "Kami laporkan, hingga kini tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban," katanya. Menurut Subijaksono, warganegara Indonesia yang tinggal di Los Angeles diperkirakan berjumlah 50.000 orang, kebanyakan pelajar, mahasiswa dan pekerja. "Tapi dari jumlah tersebut, yang terdaftar di pihak kami (KJRI Los Angeles, red) baru sekitar 44.000 orang," ujarnya. Los Angeles dan daerah selatan negara bagian California pada tahun-tahun sebelumnya juga pernah mengalami gempa bumi dengan skala kecil. Gempa dengan kekuatan terbesar, yaitu 6,7 Richter, dilaporkan terjadi pada 17 Januari 1994, menewaskan 72 orang, melukai lebih dari 9.000 lagi dan menyebabkan kerugian materil sebesar 25 juta dolar AS. (*)