Medan (ANTARA) - Penurunan volume ekspor karet dari Sumatera Utara masih berlanjut menjadi hanya sebanyak 308.487 ton hingga September 2019 akibat perekonomian dunia yang masih melemah.

"Pada periode Januari - September 2018, volume ekspor karet Sumut masih bisa 346.610 ton," ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah di Medan, Sabtu.

Menurut dia, penurunan ekspor sebagai dampak pelemahan ekonomi secara global yang menyebabkan berkurangnya permintaan karet di pasar internasional.

Penurunan permintaan terbesar terjadi dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Amerika Serikat dan Jepang yang memang tercatat sebagai negara pembeli karet terbesar dunia.

Penurunan permintaan juga sebagai dampak masih banyaknya stok karet di tangan pedagang.

Baca juga: Mendag dukung sinergi produsen karet kembangkan industri berkelanjutan

Dengan menurunnya ekspor hingga September, diyakini total ekspor karet Sumut sepanjang 2019 lebih rendah dari 2018.

Pada 2018, volume ekspor karet Sumut masih bisa 456.536 ton.

Penurunan volume ekspor karet Sumut memang sudah terjadi sejak 2018.

Pada 2017, volume ekspor karet Sumut mencapai 512.725 ton atau lebih tinggi dari 2018 yang sebesar 456.536 ton.

Harga jual ekspor karet Sumut masih berfluktuasi di kisaran 1, 3 dolar AS per kg.
Baca juga: Unit pengolahan dan pemasaran bahan olahan karet di Sumsel bertambah