Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tidak akan ada perubahan asumsi RAPBN 2009 selain asumsi harga minyak. "(Asumsi lainnya) tidak berubah, tetap pada yang lama," kata Menkeu di Gedung Djuanda Departemen Keuangan Jakarta, Selasa. Menkeu mengakui, adanya perubahan asumsi harga minyak akan mengakibatkan perubahan komposisi penerimaan maupun belanja di RAPBN 2009. "Dampaknya bahwa komposisinya berubah dari sisi berbagai penerimaan dan belanja," jelas Menkeu. Sebelumnya Menkeu mengatakan bahwa pemerintah kemungkinan akan menurunkan asumsi harga minyak dalam RAPBN 2009 dari semula 140 dolar AS per barel menjadi 130 dolar AS per barel. Sementara itu Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Depkeu, Anggito Abimanyu mengatakan, pemerintah tidak hanya memperhatikan pergerakan satu asumsi saja. "Kami tidak bisa melihat hanya satu titik tertentu saja, kita juga harus melihat pergerakan berikutnya. Nanti kita lihat dalam pembahasan di DPR," katanya. Ia mencontohkan, jika penguatan kurs terus berlanjut, bukan tidak mungkin asumsinya diturunkan, demikian juga dengan inflasi. "Kalau kurs menguat, akan mengurangi tekanan pada inflasi, imported inflation bisa turun. Jadi kita lihat perkembangan ekonomi dunia seperti apa dan respon dari kebijakannya seperti apa," katanya. Anggito menyebutkan, sampai saat ini memang asumsi RAPBN 2009 tidak berubah dari yang diputuskan di sidang kabinet beberapa waktu lalu. Pemerintah menetapkan asumsi untuk RAPBN 2009 untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2 persen, inflasi 6,5 persen, bunga SBI tiga bulan 8,5 persen, nilai tukar rupiah Rp9.100 per dolar AS, dan lifting/produksi minyak 950 ribu barel per hari. Pemerintah akan menyampaikan nota keuangan dan RAPBN 2009 kepada DPR dalam kesempatan rapat paripurna DPR pada Agustus nanti.(*)