Tokyo (ANTARA) - Ratusan ribu warga di Jepang diimbau mengungsi lantaran kekhawatiran terjadinya banjir saat badai kencang diperkirakan mendarat pada Sabtu sore, menyebabkan angin dan hujan paling dahsyat dalam kurun waktu 60 tahun.

Sejumlah pemerintah daerah mengeluarkan imbauan evakuasi di berbagai daerah terutama yang berisiko, termasuk beberapa di antaranya di kawasan paling padat penduduk Tokyo, menurut lembaga penyiar NHK.

Baca juga: Jepang bakal dihantam hujan terdahsyat dalam 60 tahun terakhir

Badai Hagibis, yang berarti "cepat" dalam bahasa Tagalog Filipina, akan mendarat di Pulau Honshu pada hari Sabtu, setelah badai terkuat mengguncang Jepang dalam beberapa tahun terakhir dan menghancurkan 30.000 rumah dan mengubah aliran listrik padam.

NHK melaporkan empat orang terluka di prefektur Chiba pada Sabtu pagi saat angin kencang menyapu sejumlah atap rumah. Prefektur Chiba berada di sebelah timur Tokyo, yang paling parah terkena badai Faxai sebulan lalu.

Baca juga: Badai dahsyat Faxai mendarat di Tokyo

Toko, pabrik dan sistem kereta api bawah tanah ditutup sebagai langkah pencegahan, sementara panitia Grand Prix Formula Satu membatalkan semua sesi latihan dan kualifikasi yang dijadwalkan pada Sabtu.

Gelombang badai diperkirakan terjadi di sepanjang pantai Pasifik Honshu pada Sabtu hingga Minggu disertai dengan hujan lebat, meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor.

Baca juga: Topan Malaka hantam Jepang, puluhan penerbangan dibatalkan

Sumber: Reuters