Kuala Lumpur (ANTARA News) - Seorang staf sekuriti (keamanan) KBRI Kuala Lumpur dipukuli tiga polisi Malaysia, Minggu malam sekitar jam 21.00, 27 Juli 2008, di kawasan Ampang, Kuala Lumpur, karena diduga sebagai perampok saat hendak pulang ke rumah. "Pada malam itu, saya mau pulang ke rumah di Pangsapuri Sri Nilam Ampang. Di tengah jalan ada sekitar 10 laki-laki memberhentikan saya dan mengaku polisi," kata Syra Darma, petugas keamanan KBRI di Kuala Lumpur, Selasa. Segerombolan pemuda itu minta no HP dan kunci motor. "Setelah saya sadari mereka bukannya polisi, saya langsung merebut dan merobohkan seorang laki-laki yang mau melarikan motor," tutur Syra. Ia berhasil merebut motor kemudian melarikan motor sekencang-kencang ke kantor polisi terdekat. Belum sampai kantor polisi, "Ada tiga laki-laki menaiki tiga motor mengejar saya. Saya pikir mereka juga perampok. Saya kemudian terjatuh dari motor karena ada lubang di jalan, dan ketiga laki-laki yang ternyata polisi langsung memukuli saya dan menuduh saya perampok". Syra mengaku dipukuli dalam posisi duduk setelah jatuh dari motor. Kemarahan dan pemukulan polisi Malaysia mulai mereda setelah tahu bahwa sang korban adalah seorang staf keamanan KBRI dan motor itu terbukti miliknya dan bukan motor curian. "Tapi ketiga polisi itu tetap memaksa saya mengaku sebagai bagian dari perampok geng Palembang. Saya tetap menolak dituduh bagian dari perampok. Saya menjelaskan bahwa saya adalah calon korban perampokan," katanya. Setelah itu, polisi membawa Syra ke kantor polisi Ampang. Di kantor polisi, ia memberikan laporan (BAP) tentang upaya perampokan terhadap dirinya, dan HP miliknya diambil segerombolan laki-laki. Menurut dia, ketiga polisi Malaysia itu sempat minta maaf atas kesalahannya, tetapi ia telanjur menderita luka-luka akibat pemukulan di beberapa bagian tubuh seperti muka dan belakang kepala. Menurut Syra, polisi menduga dia sebagai perampok karena menemukan seorang laki-laki tergeletak di tengah jalan karena dirampok. Anehnya, tidak ada satu pun dari polisi Malaysia membawa korban ke kantor polisi untuk buat laporan. Semuanya mengejar Syra yang dituduh pelaku perampokan sebagai perampok. Menurut juru bicara KBRI Kuala Lumpur, Eka A Suripto, KBRI akan membawa korban untuk membuat laporan polisi lagi mengenai perampokan HP dan pemukulan oleh polisi ketika sang korban sudah dalam posisi lumpuh dan tidak melawan. Setelah yang dikejar tertangkap dan ternyata malah dia korban perampokan, maka perampok yang sebenarnya malah hilang. (*)