Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Prabowo Subianto prihatin dengan peristiwa penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto yang dianggap rekayasa oleh segelintir pihak.

"Beliau senior saya. Saya tidak melihat ada rekayasa. Saya tidak melihat," kata Prabowo usai membesuk Jenderal Purnawirawan TNI itu di RSPAD Gatot Subroto, Jumat.

Prabowo mengatakan bahwa kekerasan seperti yang dialami Wiranto bukanlah budaya bangsa Indonesia.

Baca juga: Polri: Insiden penusukan terhadap Menko Polhukam bukan rekayasa

Prabowo juga tidak melihat peristiwa yang dialami Wiranto merupakan kecolongan pihak pengamanan.

Ia menganggap peristiwa penusukan Wiranto sebagai suatu aksi liar yang sulit untuk dicegah.

Sebelumnya, Prabowo Subianto datang menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

Prabowo datang memakai mobil Vellfire putih berpelat B-108-PSD bersama rombongan pengawal sekitar jam 18.11 WIB.

Wiranto ditusuk hingga melukai ususnya. Luka itu cukup parah hingga menyebabkan usus Wiranto sempat dipotong sebelum disambung kembali.

Baca juga: Istri posting nyiyir Wiranto, Komandan Kodim Kendari dicopot

Demikian menurut penuturan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo berdasarkan keterangan yang dia dengar dari tim dokter yang menangani Wiranto.

"(Tusukan) senjata tajam mengenai usus, sempat dipotong, kemudian disambung kembali. Pendarahannya banyak di dalam perut tetapi sudah dibersihkan kurang lebih 3,5 liter," ujar pria yang akrab disebut Bamsoet itu di RSPAD Gatot Subroto, Jumat.

Kendati sempat mengalami luka yang fatal tersebut, Bamsoet menyebut kondisi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) itu stabil.

"Kondisinya stabil. Kita berdoalah. Beliau seorang tentara. Menurut saya, kesehatannya cukup prima. Mudah-mudahan minggu depan sudah aktif kembali," ujar Bamsoet.

Baca juga: Wiranto ditusuk, Bamsoet sebut lukanya fatal