Pangkalpinang (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Letnan Jenderal Doni Monardo menyebutkan korban jiwa bencana alam dalam dua bulan terakhir di Indonesia nomor dua terbanyak di dunia, sehingga diperlukan kepedulian, kapasitas, kemampuan seluruh elemen masyarakat untuk mengurangi resiko bencana.

"Dalam dua bulan tahun ini korban jiwa di negeri ini terbanyak di dunia, setelah Haiti," kata Letnan Jenderal Doni Monardo saat membuka membuka Pengurangan Resiko Bencana (PRB) 2019 di Pangkalpinang, Jumat.

Ia mengatakan, tingginya korban jiwa akibat bencana di Indonesia, karena banyak masyarakat yang belum memahami mitigasi bencana sementara bencana alam khususnya tanah longsor selalu mengintai di Indonesia khususnya saat musim penghujan.

Baca juga: Pemerintah siapkan Rp5 triliun untuk tanggulangi bencana pada 2020
Baca juga: Pemkot Ambon programkan kurikulum mitigasi bencana


Ia berharap, kegiatan PRB ini dapat menjadi aspirasi bagi semua pihak agar dapat mengurangi resiko dari berbagai bentuk bencana alam.

Menurut dia Indonesia termasuk negara memiliki dengan resiko bencana terbesar di dunia, karena memiliki 500 gunung berapi yang 127 diantaranya dalam kondisi aktif, ditambah lagi Indonesia memiliki 295 patahan lempengan di laut dan darat.

"Negeri kita termasuk paling subur di dunia, karena ada gunung apinya. Tetapi konsekwensinya memiliki resiko yang tinggi terhadap bencana," katanya.

Baca juga: Kemenko Maritim luncurkan Peta Jalan Mitigasi Amblesan Tanah Pesisir
Baca juga: Kemenko PMK: Tiga kapasitas perlu dibangun hadapi bencana alam