"Kita menampilkan Tari Manyarung, yaitu ritual pengobatan Suku Dayak Taman," kata Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu, Itoni dihubungi Antara dari Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Kamis malam.
Baca juga: Riset: pemanfaatan objek budaya untuk ekonomi masih rendah
Baca juga: Lima Pemda peduli budaya terima Anugerah Kebudayaan 2019
"Setelah diketahui keberadaan roh yang sakit itu, para dukun menangkap roh dan menjadi batu dan disimpan di suatu tempat (tengkin) yang telah disiapkan. Begitulah cerita dari tarian tersebut," kata Itoni.
Ada pun tim yang menampilkan tarian tersebut, kata Itoni, adalah Penta Tari oleh Hendrikus Landung, penari yaitu Yupita Baising, Natalia Tima, Rossita Injang, Juniana Mangkat, Oktaviani Putri Andini, Marsiana Danum.
Penata musik Frederik Trinauri dan pemusik Agustinus Lassa, Lukas Muda, Alexander Ambo Irwan, Benisius Luat Bambang, Lanying dan Bonifansius Dayut.
Itoni berharap dengan penampilan Tari Manyarung Suku Dayak Taman itu dapat mempromosikan seni budaya Kapuas Hulu di tingkat nasional.
Baca juga: Pekan Budaya Sentani Jadi Wadah Kebudayaan Kab. Jayapura
Baca juga: Bekraf: Pekan Kebudayaan Nasioal mengemas budaya dengan cara kekinian