"Data ini diterima polisi setelah meminta keterangan saksi Marlon Ririhena (31), yang merupakan supir keluarga korban," kata Kasubag Humas Polres Pulau Ambon dan Pp Lease, Iptu Julkisno Kaisupy di Ambon, Jumat.
Menurut dia, saksi menjelaskan kalau pada Kamis (10/10) 2019 menjemput korban bersama ponakannya Kevin Ananto di SMP Kalam Kudus Ambon usai guncangan gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,2.
Kemudian saksi memacu kendaraannya menuju Toko Buyung Hoki di Desa Passo, Kecamatan Baguala (Kota Ambon) untuk mengambil kunci rumah. Sebab alamat rumah korban adalah di kompleks perumahan Citraland, Desa Lateri.
Baca juga: Seorang siswa SMP tewas akibat gempa beruntun
Baca juga: Bhabinkamtibmas Passo : Vincent meninggal tertimpa reruntuhan Ruko
Satu orang meninggal akibat gempa beruntun di Ambon
Namun, setelah tiba di depan toko, korban turun dari mobil dan tiba-tiba terjadi lagi guncangan gempa susulan yang kuat sehingga bangunan toko bagian atas runtuh sebanyak dua kali dan menindih korban pada bagian kepala sehingga dia terjatuh.
"Setelah korban terjatuh, beberapa saat kemudian saksi langsung membawa korban menuju ke RS Lantamal IX Halong Ambon, namun nyawa korban tidak tertolong" kata Julkisno.
Dokter Wijaya dari RS Lantamal IX Halong yang menangani korban menjelaskan korban dievakuasi ke RS pada pukul 15:00 WIT tetapi diduga sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Bocah yang masih menggunakan pakaian seragam itu mengalami luka patah kaki kanan dan kepala bagian depan akibat terbentur benda keras.
"Dia bukan meloncat dari lantai II bangunan Toko Buyung Hoki tetapi saat gempa memang sudah berada di lantai bawah dan tertimpa material yang runtuh akibat guncangan gempa," kata dr. Wijaya.*
Baca juga: Dua warga terkena reruntuhan bangunan akibat gempa
Baca juga: Gempa susulan di Maluku capai 1.316 kali