Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) memfasilitasi pemulangan jenazah pekerja migran Indonesia (PMI), yakni anak buah kapal (ABK) yang menjadi korban jembatan runtuh di Taiwan ke daerah asalnya, dan ketiga jenazah tersebut tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis.

Ketiga PMI ABK tersebut antara lain Wartono (29) asal Cirebon, Jawa Barat, Ersona (32) asal Indramayu, Jawa Barat, dan Mohamad Domiri (28) asal Pemalang, Jawa Tengah.

Mereka merupakan tiga dari tujuh PMI ABK yang terkena musibah atas runtuhnya Jembatan Lintas Pelabuhan Nanfang Ao di Yilan, Taiwan, pada Selasa, 1 Oktober 2019, sekitar pukul 09.10 waktu Taiwan.

Deputi Perlindungan BNP2TKI Anjar Prihantoro menyampaikan berbelasungkawanya atas kematian ketiga korban tersebut.

Ia berharap keluarga korban dapat tabah dan selalu kuat dalam menghadapi musibah tersebut.

"Kami dari keluarga besar BNP2TKI mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya PMI ABK yang meninggal karena terkena musibah di Taiwan. Semoga seluruh proses pemulangan hingga pemakaman berjalan dengan baik," katanya.

Anjar menyatakan BNP2TKI memberikan fasilitas pemulangan tanpa dikenakan biaya bagi seluruh korban dari Bandara Soekarno Hatta hingga ke kampung halaman.

Selain itu, mereka juga diberikan bantuan tanggap darurat kepada ahli waris masing-masing sebesar Rp3,5 juta.

Direktur Pelayanan Pengaduan BNP2TKI R Wisantoro mengatakan hak-hak ketiga korban tersebut akan diberikan secepatnya.

"Untuk hak gaji, lembur dan asuransi kematian di luar negeri akan diurus oleh KDEI Taipei," kata Wisantoro saat menerima ketiga jenazah PMI ABK di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, seraya menambahkan bahwa proses pelayanan pemulangan PMI ABK dilakukan dengan responsif dan cepat.

"Proses pengurusan jenazah dari saat kejadian hingga tiba di Tanah Air sangat cepat. Tidak ada yang bisa merencanakan dan mengubah keadaan. Keluarga pun sudah menerima peristiwa ini," ujarnya.

Jembatan Lintas Pelabuhan Nanfang Ao di Yilan, Taiwan, runtuh pada Selasa, 1 Oktober 2019 sekitar pukul 09.10 waktu Taiwan.

Pada saat insiden terjadi, terdapat satu kapal tanker yang sedang melintas dan tiga kapal nelayan yang sedang bersandar di bawah jembatan yang juga tertimpa reruntuhan. Peristiwa itu memakan beberapa korban dan tujuh di antaranya merupakan PMI ABK.

Berdasarkan informasi dari KDEI Taipei, selain ketiga jenazah yang sudah dipulangkan, empat PMI ABK lain juga menjadi korban runtuhnya jembatan tersebut.

Dua PMI ABK bernama Miswan dan Supandi juga mengalami luka ringan dan telah selesai menjalani perawatan. Sementara dua PMI ABK lainnya, yakni Jaedi Bin Karmin dan Winanto, mengalami cedera berat dan masih menjalani perawatan.

Perwakilan keluarga korban PMI ABK Wartono asal Cirebon, Gunawan, mengaku sudah ikhlas dengan musibah yang menimpa saudaranya tersebut. Ia mengucapkan terima kasih kepada BNP2TKI yang telah membantu dan memfasilitasi pemulangan jenazah Wartono hingga ke Cirebon.

Proses penerimaan ketiga jenazah PMI ABK tersebut dihadiri oleh Plt. Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (PPTK-PKK) Kementerian Ketenagakerjaan Aris Wahyudi, Direktur Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN) Kementerian Ketenagakerjaan Eva Trisiana, Direktur Pelayanan Pengaduan BNP2TKI R. Wisantoro, Tim dari Subdit Pemulangan Direktorat Pemberdayaan, Kepala Subdirektorat Monitoring dan Evaluasi Jimin Naryono, Kepala Subdirektorat Kawasan Asia Pasifik dan Amerika Direktorat Mediasi dan Advokasi Melvin John Raffles dan Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Serang Bajongga Aprianto.
Baca juga: Tiga WNI meninggal dunia akibat jembatan runtuh di Taiwan
Baca juga: KDEI Taipei fasilitasi pemulangan tiga jenazah ABK
Baca juga: Jembatan di Taiwan runtuh, tujuh WNI jadi korban