Tangerang, (ANTARA News) - Pengelola jalan Tol Tangerang - Merak, PT Marga Mandala Sakti (MMS) membutuhkan dana sekitar Rp250 miliar untuk perbaikan total terhadap kerusakan badan jalan bebas hambatan tersebut. "Dana tersebut belum termasuk kebutuhan dana pemeliharaan ruas jalan," kata Direktur PT MMS, Kristianto, di Tangerang, Sabtu. Kristianto mengatakan, kebutuhan dana sebesar itu hanya cukup untuk perbaikan permukaan jalan yang sudah berlubang atau mengalami kerusakaan. Penyebab kerusakan permukaan jalan tol yang memiliki panjang total 144,5 kilometer tersebut diakibatkan berat beban pusat sumbu kendaraan (tonase) melebihi kapasitas yang ditetapkan. Kebanyakkan kendaraan truk yang melewati ruas jalan tol Tangerang - Merak mengangkut muatan melebihi kapasitas seberat 80 ton dengan berat beban pusat gardan sebesar 25 ton padahal batas maksimalnya mencapai 8,2 ton. Selain itu, kerusakan badan jalan tol juga disebabkan kontur lapisan permukaan tanah yang berkarakter tidak stabil dengan kondisi tanah akan memuai dan pecah jika musim panas dan pondasi tanah akan berlumpur jika musim hujan. Sedangkan jumlah kendaraan yang melalui ruas Tol Tangerang - Merak tersebut mencapai 75 ribu sehari yang terdiri dari 15 ribu kendaraan truk dengan muatan melebihi batas dan sisanya kendaraan kecil. Hingga ini, kerusakan jalan tol Tangerang - Merak tersebut mencapai 43,5 kilometer dari jarak total jalan tol sepanjang hampir 144,5 kilometer. Secara teknis, semula ruas jalan tol yang mulai dioperasikan secara penuh pada tahun 1996 tersebut diperkirakan akan mampu bertahan hingga 15 tahun karena sering dilalui muatan truk yang melebihi kapasitas maka hanya bisa bertahan hingga delapan tahun. Kristianto menuturkan, untuk menanggulangi anggaran perbaikan jalan tol tersebut, pihaknya meminta kepada pemerintah untuk memperpanjang pengembalian utangnya hingga 20 tahun ke depan. Kristianto juga mengungkapkan, jika mengandalkan keuntungan perusahaan per tahun, PT MMS kesulitan untuk menyediakan dana perbaikan total terhadap ruas jalan yang sudah rusak total tersebut. Pasalnya, PT MMS mendapatkan keuntungan per tahunnya hanya mencapai Rp40 miliar sedangkan kebutuhannya sebesar Rp250 miliar.(*)