Sri Mulyani beberkan program pemerintah di hadapan ribuan mahasiswa
10 Oktober 2019 19:26 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada saat memberikan orasi ilmiah di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Kamis (10/10/2019). (ANTARA/Vicki Febrianto)
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan lima fokus program pemerintah pada 2020 kepada ribuan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), di Kota Malang, Jawa Timur.
Sri Mulyani mengatakan, pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020, pendapatan negara ditargetkan sebanyak Rp2,233,3 triliun, dengan belanja negara sebesar Rp2.540,4 triliun. Dari total belanja negara tersebut, ada lima program utama yang akan diprioritaskan oleh pemerintah.
"APBN itu dimensinya begitu banyak, ada lima fokus yang akan dilakukan dengan membelanjakan Rp2.500 triliun tersebut," kaya Sri Mulyani, Kamis.
Ia menjelaskan lima fokus utama pemerintah tersebut adalah, peningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkualitas, penguatan program perlindungan sosial, akselerasi pembangunan infrastruktur, dan birokrasi yang efisien, melayani, dan bebas korupsi, serta antisipasi ketidakpastian
Pada bidang peningkatan SDM, alokasi untuk pendidikan mencapai Rp508 triliun, dan untuk bidang kesehatan sebesar Rp132 triliun. Kemudian, pada penguatan program perlindungan sosial yang difokuskan untuk mengurangi angka kemiskinan dianggarkan sebesar Rp373 triliun.
Baca juga: Menkeu: Potensi pengelolaan dana lingkungan hidup capai Rp800 triliun
Selain itu, pembangunan infrastruktur pada 2020 dialokasikan sebesar Rp423 triliun, dan dalam upaya untuk membangun institusi birokrasi yang lebih baik, termasuk TNI, Polri, ASN pusat dan daerah dianggarkan Rp261 triliun.
"Terakhir, untuk antisipasi ketidakpastian, untuk menjaga Indonesia dari hal-hal yang tidak pasti seperti bencana alam dan lainnya," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan, sumber daya manusia yang ada di Indonesia, harus dikembangkan sejak usia dini. Sehingga, konsep pembangunan SDM Indonesia dimulai sejak dari dalam janin, hingga tua.
"Intervensi pemerintah mulai dari usia dini, mulai dari ibu hamil, hingga pemberian beasiswa, dan memberikan pelatihan untuk pekerjaan mereka," ujar Sri Mulyani.
Lebih rinci, Sri Mulyani menjelaskan, khusus untuk dana pendidikan yang mencapi Rp508 triliun tersebut, akan dipergunakan untuk memberikan bantuan kepada lebih dari 271 ribu sekolah, dan pendidikan usia dini kepada 7,4 juta anak Indonesia.
Baca juga: Menkeu: Belum ada perusahaan logistik berikat e-commerce di Indonesia
Selain itu, sebanyak 20 juta siswa mendapatkan beasiswa dari Kartu Indonesia Pintar (KIP), 800 ribu siswa mendapatkan beasiswa dari program bidik misi, dan lebih dari 5.000 orang untuk Layanan Beasiswa dan Pendanaan Riset Indonesia (LPDP).
"Rp508 triliun itu yang menikmati adalah generasi muda. Mulai usia dini sampai masuk ke tenaga kerja," tutup Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan, pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020, pendapatan negara ditargetkan sebanyak Rp2,233,3 triliun, dengan belanja negara sebesar Rp2.540,4 triliun. Dari total belanja negara tersebut, ada lima program utama yang akan diprioritaskan oleh pemerintah.
"APBN itu dimensinya begitu banyak, ada lima fokus yang akan dilakukan dengan membelanjakan Rp2.500 triliun tersebut," kaya Sri Mulyani, Kamis.
Ia menjelaskan lima fokus utama pemerintah tersebut adalah, peningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkualitas, penguatan program perlindungan sosial, akselerasi pembangunan infrastruktur, dan birokrasi yang efisien, melayani, dan bebas korupsi, serta antisipasi ketidakpastian
Pada bidang peningkatan SDM, alokasi untuk pendidikan mencapai Rp508 triliun, dan untuk bidang kesehatan sebesar Rp132 triliun. Kemudian, pada penguatan program perlindungan sosial yang difokuskan untuk mengurangi angka kemiskinan dianggarkan sebesar Rp373 triliun.
Baca juga: Menkeu: Potensi pengelolaan dana lingkungan hidup capai Rp800 triliun
Selain itu, pembangunan infrastruktur pada 2020 dialokasikan sebesar Rp423 triliun, dan dalam upaya untuk membangun institusi birokrasi yang lebih baik, termasuk TNI, Polri, ASN pusat dan daerah dianggarkan Rp261 triliun.
"Terakhir, untuk antisipasi ketidakpastian, untuk menjaga Indonesia dari hal-hal yang tidak pasti seperti bencana alam dan lainnya," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan, sumber daya manusia yang ada di Indonesia, harus dikembangkan sejak usia dini. Sehingga, konsep pembangunan SDM Indonesia dimulai sejak dari dalam janin, hingga tua.
"Intervensi pemerintah mulai dari usia dini, mulai dari ibu hamil, hingga pemberian beasiswa, dan memberikan pelatihan untuk pekerjaan mereka," ujar Sri Mulyani.
Lebih rinci, Sri Mulyani menjelaskan, khusus untuk dana pendidikan yang mencapi Rp508 triliun tersebut, akan dipergunakan untuk memberikan bantuan kepada lebih dari 271 ribu sekolah, dan pendidikan usia dini kepada 7,4 juta anak Indonesia.
Baca juga: Menkeu: Belum ada perusahaan logistik berikat e-commerce di Indonesia
Selain itu, sebanyak 20 juta siswa mendapatkan beasiswa dari Kartu Indonesia Pintar (KIP), 800 ribu siswa mendapatkan beasiswa dari program bidik misi, dan lebih dari 5.000 orang untuk Layanan Beasiswa dan Pendanaan Riset Indonesia (LPDP).
"Rp508 triliun itu yang menikmati adalah generasi muda. Mulai usia dini sampai masuk ke tenaga kerja," tutup Sri Mulyani.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: