Bandung (ANTARA) - Mengawali karir sebagai sebagai mitra pengemudi Gojek, Aji Purnomo kini sukses menjalankan wirausaha setelah menyadari ekosistem bisnis dan tren kuliner di Kota Bandung yang cukup menjanjikan.

Aji yang memiliki produk pisang nugget bernama 'Cau Ajip' mengaku mendapat omzet hingga mencapai Rp1 juta per hari. Usaha tersebut ia jalani sejak 2017 saat ia masih mengais rejeki sebagai driver Go-Ride.

"Saya lihat Bandung itu bagus untuk kuliner, Gojek juga memberikan peluang sangat besar untuk mitra UMKM," kata Aji di Bandung, Kamis.

Peluang bisnis yang besar itu, ia rasakan sendiri ketika dirinya kerap melakukan antar-jemput produk kuliner melalui GoFood. Ia menganggap ekosistem bisnis berbasis digital itu dapat memperluas pangsa pasar, tidak terbatas dengan jarak karena sebuah produk kuliner dapat ditemui melalui aplikasi daring.


Tampilan produk pisang nugget bernama 'Cau Ajip'. (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)
Apalagi saat itu, ia mengaku membutuhkan pemasukan tambahan untuk membiayai istrinya yang sedang mengandung buah hatinya. Kemudian ia memutuskan untuk berwirausaha kuliner setelah bisnis yang sebelumnya ia jalani mengalami kebangkrutan.

"Sebetulnya ide pisang nugget itu nomor dua, dulu awalnya saya usaha juga produk sate taican," kata dia.

Di era modern yang didukung oleh fasilitas daring seperti Gojek, menurutnya modal bukan menjadi pokok utama dalam mengawali sebuah usaha. Ia mengaku hanya memiliki modal nol rupiah saat mengawali usaha tersebut.

"Modalnya dari narik (Gojek) dulu untuk jadi modal buat jadi partner UMKM, setiap hari pengasilan saya sisihkan untuk modal usaha. Jadi memang Gojek ini memfasilitasi kepada kita, karena saya juga kan pernah merasakan jadi driver," katanya.

Dengan ekosistem bisnis yang mudah ini, kata dia, modal pokok yang perlu dimiliki oleh seorang calon wirausahawan adalah keyakinan serta tekad besar. Menurutnya seorang calon wirausahawan tidak perlu cemas memikirkan cara pemasaran, karena pangsa pasar sudah dapat diakses bebas melalui GoFood.

"Jadi kita bisa mengatur semuanya melalui aplikasi GoBiz, seperti nama makanannya, harganya, kita juga bisa atur promo produk kita secara bebas, untuk pangsa pasar itu Gojek yang urusnya," kata dia.

Menurutnya omzet yang ia dapat dari 'Cau Ajip' itu 90 persen berasal dari pembelian melalui GoFood. Sedangkan 10 persen sisanya berasal dari pembelian secara konvensional masyarakat sekitar.

"Sekarang masih produksi rumahan, rencananya mau nambah cabang di lokasi yang ramai, rencananya saya akan sewa tempat," katanya.


Aji Purnomo, seorang wirausahawan produk 'Cau Ajip' menceritakan pengalamannya saat menjadi driver Gojek, Kamis (10/10/2019). (ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)
Namun setelah memiliki usaha yang kini menjadi pendapatan utamanya, ia mengaku sesekali masih turun untuk menjadi driver Gojek. Ia sebut pengalamannya di jalanan adalah hal yang tidak pernah terlupakan.

"Kalau jadi driver itu tidak terlupakan, sekarang sehari-hari itu saya hanya di rumah, jadi melampiaskan kekangenan itu saya 'narik' karena banyak sudut bahagianya," katanya.

Sementara itu, Regional Head Corporate Affairs Gojek Wildan Kesuma menyebut banyak sekali manfaat dari Gojek, salah satunya aplikasi GoBiz yang memudahkan wirausaha dalam mengembangkan usahanya.

Selain itu, melalui aplikasi GoBiz para wirausaha tidak perlu kebingungan dalam melakukan pendataan modal serta keuntungan bisnis. Karena, kata dia, GoBis sudah menyiapkan pendataan detail dari setiap penjualan yang akan dikirim ke email masing-masing wirausahawan.

"Kalau GoFood kan bisa cashless, gaperlu cari kembalian, laporan usahanya juga bisa langsung dikirim ke email. Sekarang fasilitas sudah ada dan ekosistemnya sudah siap," kata Wildan.