Ternate (ANTARA) - Puluhan pengungsi asal Maluku Utara di Wamena Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua memilih kembali ke Kota Ternate, karena merasa tidak nyaman lagi tinggal dan menetap di daerah tersebut.

"Ada sekitar 40 warga asal Malut tinggal di Wamena sudah kembali ke Ternate menggunakan kapal Pelni KM Sinabung," kata salah seorang warga Malut, Salim Nuh kepada wartawan, Kamis.

Ia mengatakan, puluhan pengungsi ini sudah naik ke kapal dan kemungkinan sesuai jadwal hari Sabtu tanggal 12 Oktober pagi mereka sudah tiba di Ternate.

Baca juga: 88 Pengungsi diterbangkan kembali ke Wamena

Menurut dia, rasa trauma sangat sulit hilang dari warga Malut atas kerusuhan di Wamena yang terjadi pada (23/9) lalu. Dari 273 jiwa warga asal Malut yang terkena dampak kerusuhan di Wamena ada yang memilih tetap bertahan, ada pula yang sedang menggunakan kapal Pelni kembali ke Ternate.

"Jumlah pastinya saya tidak begitu tahu, karena mereka semua berpencar, namun diperkirakan ada 40 orang, bisa jadi lebih, itu informasi dari saudara-saudara asal Maluku Utara yang ada di Pelabuhan Jayapura," ujarnya.

Sedangkan, untuk total jumlah pengungsi di delapan pelabuhan yang disinggahi kurang lebih 4.000 jiwa.

"Kapal Sinabung ini rutenya mulai dari pelabuhan Jayapura, Biak, Manokwari, Sorong, Ternate, Bitung, Bau-Bau, Makassar dan Jakarta, dimana setiap pelabuhan akan ada pengungsi asal Wamena yang turun, karena berdasarkan informasi kurang lebih 4.000 pengungsi dari berbagai daerah yang menumpangi kapal tersebut," katanya.

Dimana, pengungsi asal Malut yang berangkat ke Ternate hari ini, semuanya naik dari Pelabuhan Jayapura.

Ia mengaku, rasa takut dan trauma membuat warga memilih kembali ke tanah asalnya Para pengungsi tak sedikit yang memohon diangkut pulang ke daerah masing-masing.

Oleh karena itu, dirinya berharap, setibanya pengungsi asal Malut di Ternate pada (12/10) mendatang, Pemerintah dan aktivis kemanusiaan dapat menjemput kedatangan mereka.

"Saya yakin saudara-saudara yang kembali ke Ternate dalam keadaan yang pilu," katanya. Selain itu, dia meminta kepada pemerintah daerah agar memberikan pendampingan hingga ke rumah korban pengungsi.


Baca juga: Pemkab Madiun terima tujuh pengungsi dari Wamena