Palangka Raya (ANTARA) - Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalimantan Tengah mengamankan serta menangkap seorang oknum anggota DPRD Kabupaten Kapuas atas dasar hasil tes urine yang dinyatakan positif menggunakan narkoba.

Penangkapan tersebut terjadi saat petugas melakukan operasi Antik Telabang 2019 di depan Polsek Sabangau, Jalan Mahir Mahar, Kecamatan Sabangau Kota Palangka Raya, kata Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol. Hendra Rochmawan di Palangka Raya, Rabu.

"Oknum anggota DPRD Kapuas berinisial B (35 tahun) itu diamankan bersama seorang rekan perempuan berinisial T (24 tahun). Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan secara intensif," katanya.

Baca juga: Oknum anggota DPRD asal NTT nyabu resmi jadi tahanan

Selain dua orang tersebut, petugas juga menangkap seorang pria bernama Setiadi Crisnanto (33) warga Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang diduga juga positif gunakan narkoba.

"Totalnya ada tiga orang yang tes urine. Setelah dinyatakan positif narkoba, mereka dibawa ke Ditres Narkoba Polda Kalteng guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut mengenai hal tersebut," kata Hendra.

Sementara itu, Kabagbinops Ditres Polda Kalteng AKBP Hartoyo mengatakan bahwa pihaknya ketika melakukan operasi Antik Telabang 2019 memeriksa 25 penumpang atau pengemudi yang melintasi Jalan Mahir Mahar arah Kabupaten Pulang Pisaudalam.

Dari 25 orang yang diperiksa, kata dia, 22 orang negatif mengonsumsi, sedangkan tiga orang lainnya diduga positif mengonsumsi metamphetamine.

"Pengendara yang dinyatakan negatif narkoba, diperbolehkan melanjutkan perjalanan, sedangkan yang positif dibawa ke Mapolda Kalteng guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut," ucap Hartoyo.

Baca juga: BNN kembali tangkap jaringan narkoba oknum NasDem

Baca juga: Oknum anggota DPRD Kutai diringkus usai pesta narkoba


Operasi Antik Telabang 2019 dilaksanakan selama 25 hari, mulai hari ini. Bahkan, lokasinya berpindah-pindah.

Tidak menutup kemungkinan sejumlah tempat hiburan malam yang rawan dijadikan sarang peredaran narkoba juga akan dilakukan hal serupa. Namun, pihaknya tidak menyebutkan waktu pelaksanaannya.

"Tidak menutup kemungkinan THM yang ada di Palangka Raya juga menjadi sasaran operasi kami. Apalagi, kegiatan tersebut selama 25 hari," katanya.