Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan mengusulkan besaran asumsi harga minyak mentah dalam RAPBN 2009 sebesar 140 dolar AS per barel. "Kami akan mengusulkan 140 dolar AS per barel," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu (BKF) Anggito Abimanyu di Jakarta, Kamis. Anggito mengakui, saat ini harga minyak mentah mengalami penurunan, namun belum diketahui apakah penurunan itu hanya sementara atau bersifat jangka penjang. "Kami akan lihat dalam beberapa bulan ini apakah kecenderungan itu sustainable/jangka panjang atau hanya sementara saja," katanya. Anggito mengakui adanya kemungkinan harga minyak mengalami penurunan karena adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat sehingga permintaan terhadap minyak juga turun. Menurut dia, kalau memang ada penurunan harga dalam jangka panjang, maka dampaknya akan sangat positif untuk APBN karena penambahan penerimaan dalam APBN akan lebih besar daripada belanjanya. "Sebenarnya makin tinggi harga minyak, tidak hanya subsidi yang cenderung meningkat, tetapi volume konsumsi juga cenderung meningkat," jelasnya. Sebelumnya dalam Laporan Semester I dan Prognosa Semester II APBNP 2008 oleh pemerintah kepada Panitia Anggaran DPR, pemerintah memperkirakan realisasi harga minyak selama semester II 2008 akan mencapai 145,0 dolar per barel. APBNP 2008 menetapkan asumsi harga minyak sebesar 95 dolar AS per barel, realisasi selama semester I 2008 mencapai 109,4 dolar . Perkiraan selama semester II sebesar 145,0 dolar , dan realisasi selama 2008 diperkirakan mencapai sebesar 127,2 dolar AS per barel.(*)