Tokyo (ANTARA News) - Jumlah korban luka akibat gempa berkekuatan 6,9 skala richter di Jepang utara semakin bertambah hingga Kamis (24/7) petang menjadi 131 orang. Jumlah korban akibat gempa Kamis dini hari itu bertambah setelah aparat penanganan bencana dan juga kepolisian Jepang aktif melakukan pencarian korban, setelah sebelumnya di pagi hari berjumlah 75 orang, demikian Kyodo di Tokyo, Kamis. Menurut data Badan meteorologi Jepang, pusat gempa berjarak sekitar 120 km di utara Iwate, sementara korban terjadi di daerah-daerah seperti di Iwate, Aomori, Akita dan Miyagi. Getaran gempa yang kuat masih terasa hingga ke kawasan Kanto (Tokyo dan sekitarnya) sehingga membuat warga yang tengah tidur berjaga-jaga menghadapi kemungkinan gempa susulan . Petugas Departemen Pertanahan, Infrastruktur, Iransportasi dan Turisme Jepang langsung mengudara dengan helikopter untuk memantau dampak kerusakan seelah kejadian gempa. Setelah berputar-putar seharian tidak terlihat kerusakaan yang berarti. Jumlah korban serius tercatat sebanyak 16 orang, sementara yang lainnya mengalami luika-luka ringan. Di Propinsi Iwate tercatat 66 orang, Di Aomori 49 orang, di Miyagi sebanyak 11 orang. Di Akita tercatat sebanyak dua orang luka, sedangkan di Hokkaido, Yamagata dan Chiba masing-masing satu orang luka ringan. Perusahaan kereta api Jepang, East Japan Railway Co., terpaksa membatalkan keberangkatan kereta api super cepat, Shinkansen, di jalur Tohoku, setelah ditemukannya sedikit kerusakan di jaringan kabel listrik pada sejumlah titik. Jalur kereta api peluru itu baru beroperasi kembali pukul 14.00 waktu setempat. Tim penanganan bencana yang dipimpin langsung Ketua Komisi Keselamatan Publik Nasional Shinya Izumi, yang juga Menteri Penanggulangan Bencana, tiba di lokasi Hirono, untuk melakukan investigasi atas kerusakan yang terjadi. PM Jepang Yasuo Fukuda juga langsung berbicara pada wartawan di pagi harinya mengenai pemberangkatan tim dari Tokyo untuk mengkoordinasikan kegiatan penananganan bencana. Pemerintah daerah Iwata sudah meminta bantuan ke satuan angkatan darat pasukan bela diri Jepang begitu terjadi gempa. Di Miyagi terdapat pembangkit listrik tenaga nuklir yang dioperasikan oleh Tohoku Electric Power Co., namun tidak terdapat kerusakan di fasilitas pembangkit nuklir tersebut. Hal yag sama juga tidak terjadi di pembangkit listrik nuklir lainnya milik Tokyo Electric Power Co. yang berada di kawasan Fukushima. Tidak ditemukan tanda-tanda radio aktif sesudah gempa. Jepang berada dalam salah satu kawasan seismik paling aktif di dunia. Di negara itu gempa bumi biasa terjadi. Sebanyak 20 persen gempa bumi di dunia yang berkekuatan 6 sr atau lebih terjadi di wilayah itu. Gempa Kamis dini hari tadi terjadi setelah serangkaian gempa di daerah yang sama. Sebelumnya, pada pertengahan Juni lalu, gempa yang terjadi menewaskan sedikitnya 10 orang dan beberapa orang hilang. Pada Oktober 2004, gempa bumi kekuatan 6,8 skala richter mengguncang kawasan Niigata di Jepang utara, menewaskan 65 orang dan mencederai lebih dari 3.000 orang. Itu merupakan gempa bumi paling mematikan sejak gempa dengan kekuatan 7,3 skala richter mengguncang Kobe pada 1995, menewaskabn lebih dari 6.400 orang. (*)