Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco, perusahaan migas asal Arab Saudi, hingga saat ini masih membahas valuasi proyek kerja sama pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jateng.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu mengatakan saat ini valuasi masih terus dilakukan hingga menemukan titik terang.
"Masih belum selesai mengenai negosiasi harga, kami sudah menunjuk pihak ketiga, tapi kajian belum selesai," kata Nicke.
Ia menargetkan hal tersebut akan selesai dikaji pada tahun ini.
Baca juga: Pertamina dan Aramco sepakat lanjutkan kerja sama Kilang Cilacap
Baca juga: Jokowi bertemu Menteri Energi Arab bahas kerja sama Aramco-Pertamina
Pertamina dan Saudi Aramco sebelumnya, sepakat bersama-sama melibatkan reputable financial advisor sebagai valuator ketiga dalam rangka finalisasi valuasi dan skema kerja sama.
Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi mengadakan pertemuan yang membahas kelanjutan pengembangan kilang minyak Cilacap kerja sama Pertamina dan Saudi Aramco.
"Pertamina dan Saudi Aramco sepakat untuk melanjutkan kerja samanya dalam menyiapkan pengembangan Kilang Cilacap," ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan saat bertemu Menteri Energi, Industri, dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi yang juga Chairman Saudi Aramco pada pertengahan 2019.
Hadir pada pertemuan tersebut Menteri BUMN Rini Soemarno, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menyampaikan kedua pihak sepakat untuk bersama-sama melibatkan reputable financial advisor.
"Kedua pihak bersepakat untuk menunjuk valuator-nya, lalu kedua valuator memilih valuator ketiga. Ini win-win solution bagi kedua belah pihak," ungkap Agung.
Kerja sama Pertamina dan Saudi Aramco di Cilacap yang digagas sejak 2014 belum berjalan karena terhambat perbedaan valuasi kedua belah pihak.
Joint venture development agreement antara Pertamina dan Saudi Aramco telah diperpanjang dari Juni 2019 menjadi September 2019.
Pemerintah akan membentuk tim gabungan dari Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan Pertamina.
Dalam melaksanakan tugasnya, tim tersebut akan didampingi BPKP dan Jamdatun Kejagung untuk memastikan seluruh proses sesuai aspek GCG dan peraturan perundangan yang berlaku.
Pengembangan Kilang Cilacap merupakan bagian dari enam proyek pengembangan kilang (refinery development master plan/RDMP) dan baru (new grass root refinery/NGRR) untuk meningkatkan kapasitas produksi BBM Pertamina, dari saat ini sekitar satu juta barel menjadi dua juta barel per hari.
Keenam proyek tersebut adalah RDMP Cilacap, RDMP Balikpapan, RDMP Balongan, RDMP Dumai, NGRR Tuban dan NGRR Bontang.
Selain meningkatkan kapasitas kilang, kualitas produk yang dihasilkan pun akan lebih baik yaitu mencapai standar Euro V yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Pertamina integrasikan PLBC dengan kilang Cilacap
Pertamina-Aramco masih bahas valuasi Kilang Cilacap
9 Oktober 2019 15:32 WIB
Kawasan kilang PT Pertamina RU (Refinery Unit) IV Cilacap, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Irfan Anshori/foc
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: