Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) meminta Komite Olimpiade Indonesia (KOI) baru yang dipilih pada kongres di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu segera berlari cepat mengingat banyak kejuaraan yang akan dihadapi.

"Paling dekat adalah SEA Games 2019 Filipina. Itu sudah jelas di depan mata. Makanya harus cepat berlari," kata pelaksana tugas (plt) Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Yuni Poerwanti di sela Kongres KOI.

Menurut dia, KOI kepengurusan baru juga harus mampu bersinergi dengan stakeholder olahraga Indonesia mengingat untuk memajukan olahraga harus dilakukan bersama-sama termasuk dengan pemerintah.

"Meski kongres belum selesai, saya tadi sudah mengucapkan selamat. Harapan kami, KOI bisa langsung bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya," katanya menambahkan.

Selain SEA Games 2019, kata Yuni, tantangan yang dihadapi adalah Olimpiade 2020 Tokyo yang sebelumnya diawal dengan kualifikasi. Berikutnya adalah bidding tuan rumah Olimpiade 2032.

Kongres KOI di Hotel Ritz Carlton Jakarta memiliki agenda utama yaitu pemilik ketua umum periode 2019-2023. Hanya satu calon yang mendaftar untuk menggantikan Erick Thohir yaitu Raja Sapta Oktohari (RSO).

Pria yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) mengklaim mendapatkan dukungan penuh dari pemilik suara dari anggota KOI baik dari cabang olahraga olimpiade maupun non olimpiade.

Untuk menjadi calon Ketua Umum KOI minimal harus mendapatkan dukungan dari 30 suara. Adapun total suara yang bakal menyalurkan hak pilihnya sebanyak 115 suara.

Selain itu, untuk memaksimalkan kinerja jika terpilih, RSO juga menggandeng Warih Sandono. Pria yang saat ini menjabat sebagai Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta bakal diplot sebagai Wakil Ketua Umum KOI.

Baca juga: Raja Sapta Oktohari solidkan dukungan jelang Kongres KOI

Baca juga: Klaim banyak dukungan, Raja Sapta Oktohari siap daftar Ketum KOI