Pesisir Selatan bangun Posko Khusus tampung korban Wamena
8 Oktober 2019 17:58 WIB
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pesisir Selatan, Muskamal saat memimpin rapat koordinasi dengan instansi terkait dalam upaya penanganan korban kerusuhan di Wamena. (ist)
Painan, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat akan membangun posko khusus untuk menampung perantau yang dipulangkan karena menjadi korban kerusuhan di Wamena, Papua.
"Posko akan disiapkan secepatnya, apakah nanti akan didirikan di Painan, Bayang atau Lengayang akan ditentukan dalam waktu dekat," kata Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pesisir Selatan, Muskamal di Painan, Selasa.
Ia menambahkan posko tersebut akan menjadi jembatan antara para perantau dengan pemerintah kabupaten, sehingga berbagai kebutuhan mereka bisa terpetakan dan secepatnya dicarikan jalan keluarnya.
"Kebutuhan mereka tentu banyak mulai dari akses pendidikan, kesehatan, pemulihan psikis dan lain sebagainya. Jadi posko yang disiapkan akan menampung hal-hal tersebut," katanya.
Dari catatannya, sudah ada sekitar 291 perantau asal daerah setempat dari Wamena yang tiba di kampung halaman, 43 orang merupakan warga Kecamatan Lengayang, 170 orang IV Nagari Bayang Utara, 14 orang asal Batang Kapas, empat orang asal Sutera, dan 60 orang dari Bayang.
"Para perantau tersebut ada yang pulang terkoordinir dan ada juga yang pulang secara mandiri, kami atas nama pemerintah kabupaten mengucapkan ribuan terimakasih kepada pihak-pihak yang berkontribusi dalam pemulangan mereka," katanya lagi.
Baca juga: Pesisir Selatan percepat layanan pendidikan anak korban WamenaPapua
Kerusuhan di Wamena, Papua menyebabkan sembilan warga asal daerah setempat tewas, delapan di antaranya dimakamkan di kampung halamannya masing-masing.
Berikutnya, satu lagi dimakamkan di Jayawijaya karena kondisinya yang mengenaskan sehingga tidak memungkinkan untuk dimakamkan di Pesisir Selatan.
Dari sembilan korban tersebut, tujuh di antaranya berasal dari dua keluarga, empat korban berasal dari Nagari Lakitan Utara bernama Hendra Eka Putra (22), Safrianto (36), Jafriantoni (24) merupakan saudara kandung, sementara Riski (3,5) merupakan anak dari Safrianto (36), keempatnya dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga: Pesisir Selatan permudah pelayanan dokumen kependudukan korban Wamena
Sementara istri dari Safrianto (36) yang merupakan ibu dari Riski (3,5) bernama Putri (29) selamat namun mesti menjalani perawatan intensif akibat luka benda tajam yang dialaminya.
Satu keluarga lagi berasal dari Kecamatan Batang Kapas, yakni Nofriani (40), Ibnu Rizal (8), Nurdin Yakub (28) asal Nagari Taluk, ketiganya dinyatakan meninggal dunia.
Nofriani (40) merupakan ibu dari Ibnu Rizal (8) dan Nurdin Yakub (28) merupakan keponakan dari suami Nofriani (40) bernama Erizal (44) dan Nofrizal selamat dari kejadian tersebut.
Baca juga: Gubernur serukan warga Sumbar bantu kepulangan perantau dari Wamena
"Posko akan disiapkan secepatnya, apakah nanti akan didirikan di Painan, Bayang atau Lengayang akan ditentukan dalam waktu dekat," kata Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pesisir Selatan, Muskamal di Painan, Selasa.
Ia menambahkan posko tersebut akan menjadi jembatan antara para perantau dengan pemerintah kabupaten, sehingga berbagai kebutuhan mereka bisa terpetakan dan secepatnya dicarikan jalan keluarnya.
"Kebutuhan mereka tentu banyak mulai dari akses pendidikan, kesehatan, pemulihan psikis dan lain sebagainya. Jadi posko yang disiapkan akan menampung hal-hal tersebut," katanya.
Dari catatannya, sudah ada sekitar 291 perantau asal daerah setempat dari Wamena yang tiba di kampung halaman, 43 orang merupakan warga Kecamatan Lengayang, 170 orang IV Nagari Bayang Utara, 14 orang asal Batang Kapas, empat orang asal Sutera, dan 60 orang dari Bayang.
"Para perantau tersebut ada yang pulang terkoordinir dan ada juga yang pulang secara mandiri, kami atas nama pemerintah kabupaten mengucapkan ribuan terimakasih kepada pihak-pihak yang berkontribusi dalam pemulangan mereka," katanya lagi.
Baca juga: Pesisir Selatan percepat layanan pendidikan anak korban WamenaPapua
Kerusuhan di Wamena, Papua menyebabkan sembilan warga asal daerah setempat tewas, delapan di antaranya dimakamkan di kampung halamannya masing-masing.
Berikutnya, satu lagi dimakamkan di Jayawijaya karena kondisinya yang mengenaskan sehingga tidak memungkinkan untuk dimakamkan di Pesisir Selatan.
Dari sembilan korban tersebut, tujuh di antaranya berasal dari dua keluarga, empat korban berasal dari Nagari Lakitan Utara bernama Hendra Eka Putra (22), Safrianto (36), Jafriantoni (24) merupakan saudara kandung, sementara Riski (3,5) merupakan anak dari Safrianto (36), keempatnya dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga: Pesisir Selatan permudah pelayanan dokumen kependudukan korban Wamena
Sementara istri dari Safrianto (36) yang merupakan ibu dari Riski (3,5) bernama Putri (29) selamat namun mesti menjalani perawatan intensif akibat luka benda tajam yang dialaminya.
Satu keluarga lagi berasal dari Kecamatan Batang Kapas, yakni Nofriani (40), Ibnu Rizal (8), Nurdin Yakub (28) asal Nagari Taluk, ketiganya dinyatakan meninggal dunia.
Nofriani (40) merupakan ibu dari Ibnu Rizal (8) dan Nurdin Yakub (28) merupakan keponakan dari suami Nofriani (40) bernama Erizal (44) dan Nofrizal selamat dari kejadian tersebut.
Baca juga: Gubernur serukan warga Sumbar bantu kepulangan perantau dari Wamena
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019
Tags: