Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yakin bisa mencapai target pengelolaan sampah hingga 100 persen pada 2025 sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) terkait pelindungan dan penggunaan samudera, laut, dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.

"Harapan kita dengan gerakan seluruh lapisan masyarakat, kita yang di hilir juga melakukan coastal clean up (pembersihan pesisir) dan kemudian di hulu melakukan seperti 3R dan pengurangan jumlah sampah, kita optimis itu akan tercapai," kata Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut KLHK Dida Migfar Ridha dalam diskusi di SDGs Annual Conference 2019 di Jakarta Pusat, Selasa.

Pemerintah menjalankan upaya-upaya untuk mengurangi sampah masuk ke lautan guna menjaga keberlanjutan sumber daya laut, yang menjadi sumber makanan dan penghasilan bagi banyak orang di Indonesia.

Peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Yeti Darmayati mengatakan bahwa LIPI memonitor sampah laut melalui 18 stasiun yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Menurut hasil pemantauan stasiun LIPI, ia mengatakan, sekitar 50 persen sampah laut adalah sampah plastik yang banyaknya antara 300 ribu sampai 600 ribu ton per tahun.

KLHK berencana melakukan penelusuran jalur sampah plastik untuk mempermudah penanganan sampah.

"Kita melakukan pemodelan. Sekarang sampah di suatu lokasi kita gambarkan sumbernya dari mana saja. Sehingga orang bisa mengetahui di mana sumbernya, sehingga pemda bisa bertanggung jawab," kata Dida.

SDGs Annual Conference adalah konferensi tahunan untuk membahas upaya pencapaian 17 tujuan pembangunan berkelanjutan, yang dicanangkan oleh negara-negara lintas pemerintahan dalam resolusi PBB pada 21 Oktober 2015.

Konferensi tahun ini mengangkat tujuan nomor 14 tentang ekosistem laut dengan tema utama samudra berkelanjutan untuk perbaikan kesejahteraan dan pengurangan ketidaksetaraan.

Baca juga:
KLHK targetkan pengelolaan sampah 100 persen pada 2025
Tren emisi GRK naik, pengelolaan sampah harus lebih serius