Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pencapaian pertumbuhan ekonomi masih menjadi tantangan bagi pemerintahan baru karena target 7 persen belum tercapai di era pemerintahan Kabinet Kerja pertama.
“Pekerjaan rumah banyak sekali, pertumbuhan ekonomi contohnya, kita ingin capai 7 tapi baru kita capai 5,” kata JK kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Selasa.
Baca juga: Indef nilai praktik korupsi menahan pertumbuhan ekonomi nasional
Baca juga: Pentingnya mengatasi ketimpangan di tengah ketidakpastian global
Baca juga: ADB akan kaji dampak demonstrasi terhadap ekonomi Indonesia
JK menegaskan target yang belum terealisasi di pemerintahan Jokowi-JK bukan berarti ketidakberhasilan Pemerintah dalam menjalankan program kerja. Namun, di setiap pemerintahan itu harus ada pekerjaan yang tidak pernah berhenti.
Pekerjaan yang harus terus dilakukan oleh Pemerintah ke depan, selain meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ialah membangun infrastruktur untuk pemerataan kesejahteraan masyarakat.
“Di pemerintahan itu tidak ada suatu pekerjaan berhenti. Orang bilang infrastruktur, infrastruktur tidak pernah berhenti. Hari ini bikin jalan, besok diperpanjang, diperlebar, karena mobil bertambah,” ujarnya.
Masa pemerintahan Jokowi-JK akan berakhir pada 20 Oktober 2019, ketika presiden dan wapres terpilih Jokowi-Ma’ruf Amin dilantik sebagai pemimpin periode 2019-2020.
Beberapa persoalan yang selama ini menjadi tanggung jawab wapres sudah dijelaskan JK kepada Ma’ruf Amin dalam dua kali kesempatan keduanya bertemu di Kantor Wapres dan Istana Wapres Jakarta pada Jumat (4/10).
Pada kunjungan Ma’ruf Amin ke Istana Wapres, Jumat, JK menyampaikan beberapa tugas yang harus terus dilanjutkan yakni terkait penanganan rekonstruksi pascabencana Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat, serta pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Depok, Jawa Barat.
JK: Pertumbuhan ekonomi masih jadi pekerjaan rumah
8 Oktober 2019 16:40 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres Jakarta, Selasa (08/10/2019). (ANTARA/Fransiska Ninditya)
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: