“Kita berfokus pada ketersediaan pangan. Selama ini masih mencukupi, tidak ada gejolak pangan. Masih lancar, pasokan dan distribusi untuk Kota Bandung. Bahan pangan strategis seperti beras, daging, telur, cabai itu masih tersedia dengan baik,” kata Usep di Balai Kota Bandung, Selasa.
Menurutnya, Kota Bandung memiliki cadangan pangan seperti beras mencapai 80 ton per tahun. Cadangan beras tersebut digunakan untuk hal yang ‘urgen’ seperti bencana, kebakaran dan banjir.
Baca juga: Program Santri Tani Milenial diluncurkan di Tasikmalaya Jabar
Baca juga: Pakar : Produksi beras tahun 2019 diperkirakan turun akibat kekeringan
“Itu masih kita bantu. Selain itu juga disalurkan melalui ATM beras bagi warga miskin yang tidak dapat bantuan pangan nontunai. Kita beri bantuan sekitar 2,5 kilogram per pekan,” kata dia.
Usep mengungkapkan, ketersediaan pangan milik Pemkot Bandung masih mencukupi sampai Juni 2020 mendatang.
“Bulog sudah antisipasi untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi warga Bandung. Meskipun masih dalam musim kemarau, stok pangan masih mencukupi, karena kita sudah panen besar sebelumnya,” kata Usep.
Baca juga: Produktivitas beras Jabar tertinggi walau lahan sempit
Baca juga: Kementan sebut sawah puso tidak kurangi stok beras nasional
Namun untuk menambah ketersediaan pangan bagi keluarga, pihaknya mendorong kepada warga untuk melakukan Urban Farming. Pada tahun 2015, Kota Bandung sudah melakukan gerakan tersebut dengan memanfaatkan lahan di sekitar tempat tinggal.
“Urban Farming untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan memanfaatkan lahan pekarangan. Seperti produksi sayuran dan juga bisa melakukan vertikal garden,” katanya.
Baca juga: Mentan: Bulog Jabar kirim beras ke Sumatera