Jakarta (ANTARA) - Festival Pesona Selat Lembeh 2019 yang digelar di Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut), diharapkan mampu mempromosikan Bitung sebagai destinasi wisata bahari.

Menpar saat membuka Festival Pesona Selat Lembeh 2019 di Pangkalan Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Kota Bitung, Sulawesi Utara, Senin, menjelaskan, berkah yang dimiliki Bitung harus dimanfaatkan dengan baik untuk menarik wisatawan mancangera (wisman) datang menikmati keindahan bawah lautnya.

“Ini sangat bisa memposisikan Bitung sebagai destinasi wisata bahari di Tanah Air,” kata Arief Yahya.

Arief Yahya memuji atraksi yang disuguhkan saat gelaran Festival Pesona Selat Lembeh 2019 yang masuk tahun ke-4 dalam Top 100 Calender of Event (CoE) nasional itu.

“Atraksi Bitung luar biasa. Kita langsung saja memposisikan Bitung sebagai destinasi wisata bahari di Indonesia. Karena mereka memang memiliki kekayaan bahari yang luar biasa,” katanya.

Selain itu, Menpar mengapresiasi pertumbuhan wisman ke Bitung yang mengalami peningkatan. Tercatat pada 2016 ke 2018 sebesar 29,5 persen, dengan rata-rata pertumbuhan dalam kurun waktu 3 tahun sebesar 14,7 persen. Sementara itu pertumbuhan wisatawan nusantara (wisnus) 2016 ke 2018 sebesar 700 persen, dengan rata-rata pertumbuhan dalam kurun waktu 3 tahun sebesar 350 persen.

“Tak heran, karena keistimewaan tersebut, Selat Lembeh sering kali dijuluki sebagai ‘The Mecca of Divers’ atau ‘The Mecca of Macro Photography’,” kata Menpar.

Gelaran Festival Pesona Selat Lembeh 2019 ini, lanjut Menpar, sungguh luar biasa karena sebagai pendatang baru di Calendar of Event, festival ini langsung mencuri perhatian. Ia juga menekankan setiap penyelenggaran event untuk menekankan faktor 3C dalam penyelenggaraan CoE.

Ketiga hal tersebut diantaranya adalah Creative Value, yaitu memperhatikan dari sisi koreografi untuk memanfaatkan panggung yang besar dan indah ditangkap kamera, lalu desainer dan aransemen musik yang terbaik. Kedua adalah Commercial Value, yang terdiri atas jumlah wisatawan, media value, dan multiplier effect. Poin ketiga adalah CEO Commitment atau komitmen pemimpin daerah.

“Untuk bisa masuk dalam Calendar of Event Kemenpar, sebuah event harus memiliki 3C,
creative value, commercial value, dan CEO commitment. Festival ini memiliki semuanya. Saya beri bocoran dari tim kurator, Festival Pesona Selat Lembeh dipastikan masuk dalam CoE 2020,” kata Menpar.

Pada kesempatan yang sama, Walikota Bitung Maximiliaan Jonas Lomban, menegaskan jika kota yang dipimpinnya adalah surga bagi wisatawan.

“Selamat datang di Bitung. Anda berada di surga wisatawan. Karena Bitung punya segalanya. Kita punya Pulau Lembeh. Ada juga Selat Lembeh yang sangat kaya biota laut. Dan punya 95 titik selam di dalamnya,” kata Walikota yang akrab disapa Max J Lomban.

Tidak hanya itu, Bitung juga memiliki hutan lindung dan cagar alam. Ada monyet hitam Sulawesi. Ada burung yang musim tertentu datang dari Australia. Semua yang dibutuhkan wisatawan ada di Bitung. Inilah yang membuat Bitung menjadi surga wisatawan.

Selain karnaval ratusan kapal, pembukaan Festival Pesona Selat Lembeh 2019 juga menghadirkan tarian khas Suku Minahasa, Tari Kabasaran.

Sejak awal Menpar Arief Yahya hadir di lokasi acara, dengan disambut Tari Kabasaran secara bersama-sama. Tari yang memperlihatkan keberanian Suku Minahasa ini, mampu menarik perhatian para pengunjung. Terlebih, yang terlibat dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

Puncak acara Festival Pesona Selat Lembeh 2019 yaitu “sailing pass” yang diikuti karnaval sebanyak 200 perahu nelayan di Selat Lembeh.

Baca juga: Bitung menuju Kota Wisata

Baca juga: Pembukaan Festival Pesona Selat Lembeh (video)