Kemendikbud: Gotong-Royong merupakan landasan Pekan Kebudaya Indonesia
7 Oktober 2019 20:20 WIB
Pentas tarian dalam pembukaan Pekan Kebudayaan Nasional 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Senin (7/10/2019). ANTARA/Aubrey Fanani/aa.
Jakarta (ANTARA) - Gotong Royong menjadi landasan dalam Pekan Budaya Indonesia hal itu disampaikan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid saat pembukaan Pekan budaya Nasional di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan gagasan Pekan Kebudayaan Nasional muncul ketika Kongres Kebudayaan Indonesia 2018, dimana masuk laporan dari beberapa daerah tentang makin surutnya kehidupan berbudaya di Indonesia.
Hilmar mengatakan semakin kuatnya kesalahpahaman yang kemudian bermuara kepada intoleransi membuat surutnya kehidupan berbudaya di Indonesia.
Oleh sebab itu perlu ruang bersama agar saling menghargai dan menghormati sesama.
Baca juga: Mendikbud: Pekan Kebudayaan Nasional menuju even internasional
Baca juga: Pekan Kebudayaan Nasional ramah disabilitas dan inklusif
Sebanyak 3600 seniman dan pekerja seni terlibat dalam perhelatan Pekan Budaya Nasional yang diselenggarakan di Istora Senayan Jakarta pada 7-13 Oktober 2019.
"Selama tujuh hari ini akan ada 245 pertunjukan, 30 pameran dan tentu saja akan ada urun rembuk," kata dia.
Dia berharap akan ada kegiatan untuk bertukar pikiran untuk memberikan manfaat kepada kemajuan kebudayaan Indonesia.
Hilmar mengatakan pada hari pertama telah ada sebanyak 290 ribu orang yang mendaftar pada pembukaan ini.
Hilmar mengajak siapa pun untuk ikut meramaikan kegiatan Pekan Budaya Nasional untuk berbagi kegembiraan dan mempererat kerja sama untuk mewujudkan Indonesia bahagia.
Pekan Kebudayaan Nasional akan digelar secara regular, dia berharap ini akan menjadi ruang bersama untuk Indonesia bahagia.*
Baca juga: Pekan Kebudayaan Nasional dimeriahkan seniman-budayawan-pedangdut
Baca juga: Kemendikbud : Pekan Kebudayaan Nasional ramah disabilitas
Dia mengatakan gagasan Pekan Kebudayaan Nasional muncul ketika Kongres Kebudayaan Indonesia 2018, dimana masuk laporan dari beberapa daerah tentang makin surutnya kehidupan berbudaya di Indonesia.
Hilmar mengatakan semakin kuatnya kesalahpahaman yang kemudian bermuara kepada intoleransi membuat surutnya kehidupan berbudaya di Indonesia.
Oleh sebab itu perlu ruang bersama agar saling menghargai dan menghormati sesama.
Baca juga: Mendikbud: Pekan Kebudayaan Nasional menuju even internasional
Baca juga: Pekan Kebudayaan Nasional ramah disabilitas dan inklusif
Sebanyak 3600 seniman dan pekerja seni terlibat dalam perhelatan Pekan Budaya Nasional yang diselenggarakan di Istora Senayan Jakarta pada 7-13 Oktober 2019.
"Selama tujuh hari ini akan ada 245 pertunjukan, 30 pameran dan tentu saja akan ada urun rembuk," kata dia.
Dia berharap akan ada kegiatan untuk bertukar pikiran untuk memberikan manfaat kepada kemajuan kebudayaan Indonesia.
Hilmar mengatakan pada hari pertama telah ada sebanyak 290 ribu orang yang mendaftar pada pembukaan ini.
Hilmar mengajak siapa pun untuk ikut meramaikan kegiatan Pekan Budaya Nasional untuk berbagi kegembiraan dan mempererat kerja sama untuk mewujudkan Indonesia bahagia.
Pekan Kebudayaan Nasional akan digelar secara regular, dia berharap ini akan menjadi ruang bersama untuk Indonesia bahagia.*
Baca juga: Pekan Kebudayaan Nasional dimeriahkan seniman-budayawan-pedangdut
Baca juga: Kemendikbud : Pekan Kebudayaan Nasional ramah disabilitas
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: