Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jumlah 'hotspot' atau titik panas kembali mengalami kenaikan di sejumlah daerah terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Berdasarkan data yang kami peroleh pukul 09.00 WIB tadi, jumlahnya mengalami kenaikan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat (Kapusdatin) BNPB Agus Wibowo di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan untuk Provinsi Riau tercatat 34 titik panas, Jambi 67, Sumatera Selatan 87, dua di Kalimantan Barat, 36 di Kalimantan Selatan dan paling banyak di Kalimantan Tengah yaitu 123.

Padahal, kata dia, pada 4 Oktober 2019 jumlah titik api di Provinsi Riau sudah tidak ada, namun naik menjadi sembilan titik. Kemudian Sumatera Selatan dari 17 naik menjadi 137 titik api.

"Jadi Provinsi Riau, Jambi, Kalteng dan Kalsel itu 'hotspot'-nya naik dan hanya Sumatera Selatan yang naik turun karena kondisinya masih kering," kata dia.

BMKG deteksi 334 hotspot kepung Riau


Kenaikan jumlah titik panas tersebut diperkirakan BNPB akibat hujan yang belum turun secara merata serta ditambah adanya dugaan oknum yang dengan sengaja membakar lahan sebelum datangnya musim hujan.

Jika dibandingkan jumlah titik panas satu pekan sebelumnya, kata dia, memang terjadi kenaikan. Namun, hal itu dipengaruhi oleh kondisi awan dan keberhasilan penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan.

"Jadi pekan kemarin itu TMC berhasil dilaksanakan sehingga hujan turun secara merata di Kalimantan maupun Sumatera," katanya.

Kemudian terkait kualitas udara, ia menyebut sejumlah daerah terdampak karhutla yaitu Provinsi Riau, Provinsi Jambi dan Palembang mengalami penurunan dengan kategori tidak sehat.

Seterusnya Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan kategori sedang dan hanya Kalimantan Barat kategori baik karena curah hujan sudah cukup bagus di daerah tersebut, demikian Agus Wibowo.

Baca juga: Titik panas di Sumatera Selatan melonjak capai 610 hotspot

Baca juga: BNPB: 773 titik panas teridentifikasi di seluruh Indonesia

Baca juga: Kalbar dan Kalteng penyumbang hotspot terbesar, sebut BNPB