KDEI Taipei fasilitasi pemulangan tiga jenazah ABK
6 Oktober 2019 17:43 WIB
Ketua Tanfidziyah PCINU Taiwan Arif Wahyudi memimpin shalat jenazah ketiga ABK Indonesia, Sabtu (5/10) malam, yang menjadi korban jembatan runtuh di Teluk Nanfang Ao, Kota Yilan. Kepala KDEI Didi Sumedi (empat kanan) turut menyalati ketiga jenazah. (ANTARA/HO-KDEI Taipei-Untung Subejo)
Beijing (ANTARA) - Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei memfasilitasi pemulangan tiga jenazah anak buah kapal korban jembatan runtuh di Kota Yilan, Taiwan.
Ketiga jenazah ABK yang bernama Wartono, Ersona, dan Mohamad Domiri selesai disalatkan di Chungli, Sabtu (5/10) malam.
Shalat jenazah oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan dihadiri oleh Kepala KDEI Taipei Didi Sumedi, perwakilan keluarga dan kerabat korban. Warga NU di Taiwan sebelumnya juga memandikan dan mengafani ketiga jenazah tersebut.
Namun ketiga jenazah baru akan diterbangkan ke Tanah Air pada 10 Oktober 2019. KDEI Taipei juga akan memfasilitasi penjemputan dan pengantaran ketiga jenazah dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang menuju rumah duka di Cirebon, Indramayu, dan Pemalang.
Dalam keterangan tertulisnya kepada Antara di Beijing, Minggu malam, Didi menyatakan bahwa pemerintah Indonesia dan pemerintah Taiwan juga siap memfasilitasi apabila ada perwakilan keluarga ketiga almarhum yang ingin turut mengantar kepulangan jenazah ke Indonesia.
Baca juga: Tiga WNI meninggal dunia akibat jembatan runtuh di Taiwan
"Kami menyampaikan bela sungkawa kepada seluruh keluarga korban atas musibah yang terjadi. KDEI Taipei telah berupaya semaksimal mungkin dalam melakukan penanganan," ujarnya didampingi Kepala Bidang Tenaga Kerja KDEI Taipei Purwanti Uta Djara.
KDEI bersama instansi terkait di Taiwan dan Indonesia telah menyelesaikan seluruh penanganan pengurusan jenazah ketiga korban sejak insiden runtuhnya jembatan di Teluk Nanfang Ao terjadi.
Penanganan dilakukan mulai proses evakuasi dan identifikasi jenazah, pendampingan keluarga terkait pengurusan dokumentasi pemulangan jenazah, pengurusan jenazah di rumah duka, prosesi pengurusan jenazah secara Islami hingga pendampingan pemulangan ketiga jenazah ke Indonesia.
Setelah proses pemulangan ketiga jenazah selesai, KDEI Taipei akan mengurus segala sesuatu yang menjadi hak bagi ahli waris ketiga almarhum.
Jembatan Nanfang Ao runtuh dan menimpa kapal pencari ikan yang sedang berlabuh di bawahnya pada Selasa (1/10).
Baca juga: Kemlu upayakan pemulangan jenazah ABK dari Taiwan
Dalam musibah tersebut, tiga ABK Indonesia yang bekerja di kapal pencari ikan milik warga setempat meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka-luka.
Di kawasan Nanfang Ao terdapat banyak ABK asal Indonesia yang bekerja di kapal pencari ikan setempat dan sebagian besar tinggal di kapal-kapal tersebut saat bersandar.
Baca juga: Wartono korban jembatan runtuh Taiwan berencana pulang bangun rumah
Sampai saat ini masih ada dua ABK yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Saint Mary Cabang Luodong, Kota Yilan, yaitu Winanto dan Jaedi bin Karmin.
Jaedi mengalami luka pada pergelangan tangan kiri dan telah menjalani operasi sehingga tinggal menunggu proses pemulihan.
Sementara Winanto yang cedera pembengkakan otak sampai sekarang masih belum sadarkan diri. KDEI Taipei terus memantau kondisi korban yang masih dirawat di rumah sakit serta secara intens menghubungi pihak keluarga di Indonesia.
Baca juga: Wartono korban jembatan runtuh Taiwan berencana pulang bangun rumah
Baca juga: Keluarga korban jembatan runtuh Taiwan di Cirebon tahu dari kerabat
Ketiga jenazah ABK yang bernama Wartono, Ersona, dan Mohamad Domiri selesai disalatkan di Chungli, Sabtu (5/10) malam.
Shalat jenazah oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan dihadiri oleh Kepala KDEI Taipei Didi Sumedi, perwakilan keluarga dan kerabat korban. Warga NU di Taiwan sebelumnya juga memandikan dan mengafani ketiga jenazah tersebut.
Namun ketiga jenazah baru akan diterbangkan ke Tanah Air pada 10 Oktober 2019. KDEI Taipei juga akan memfasilitasi penjemputan dan pengantaran ketiga jenazah dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang menuju rumah duka di Cirebon, Indramayu, dan Pemalang.
Dalam keterangan tertulisnya kepada Antara di Beijing, Minggu malam, Didi menyatakan bahwa pemerintah Indonesia dan pemerintah Taiwan juga siap memfasilitasi apabila ada perwakilan keluarga ketiga almarhum yang ingin turut mengantar kepulangan jenazah ke Indonesia.
Baca juga: Tiga WNI meninggal dunia akibat jembatan runtuh di Taiwan
"Kami menyampaikan bela sungkawa kepada seluruh keluarga korban atas musibah yang terjadi. KDEI Taipei telah berupaya semaksimal mungkin dalam melakukan penanganan," ujarnya didampingi Kepala Bidang Tenaga Kerja KDEI Taipei Purwanti Uta Djara.
KDEI bersama instansi terkait di Taiwan dan Indonesia telah menyelesaikan seluruh penanganan pengurusan jenazah ketiga korban sejak insiden runtuhnya jembatan di Teluk Nanfang Ao terjadi.
Penanganan dilakukan mulai proses evakuasi dan identifikasi jenazah, pendampingan keluarga terkait pengurusan dokumentasi pemulangan jenazah, pengurusan jenazah di rumah duka, prosesi pengurusan jenazah secara Islami hingga pendampingan pemulangan ketiga jenazah ke Indonesia.
Setelah proses pemulangan ketiga jenazah selesai, KDEI Taipei akan mengurus segala sesuatu yang menjadi hak bagi ahli waris ketiga almarhum.
Jembatan Nanfang Ao runtuh dan menimpa kapal pencari ikan yang sedang berlabuh di bawahnya pada Selasa (1/10).
Baca juga: Kemlu upayakan pemulangan jenazah ABK dari Taiwan
Dalam musibah tersebut, tiga ABK Indonesia yang bekerja di kapal pencari ikan milik warga setempat meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka-luka.
Di kawasan Nanfang Ao terdapat banyak ABK asal Indonesia yang bekerja di kapal pencari ikan setempat dan sebagian besar tinggal di kapal-kapal tersebut saat bersandar.
Baca juga: Wartono korban jembatan runtuh Taiwan berencana pulang bangun rumah
Sampai saat ini masih ada dua ABK yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Saint Mary Cabang Luodong, Kota Yilan, yaitu Winanto dan Jaedi bin Karmin.
Jaedi mengalami luka pada pergelangan tangan kiri dan telah menjalani operasi sehingga tinggal menunggu proses pemulihan.
Sementara Winanto yang cedera pembengkakan otak sampai sekarang masih belum sadarkan diri. KDEI Taipei terus memantau kondisi korban yang masih dirawat di rumah sakit serta secara intens menghubungi pihak keluarga di Indonesia.
Baca juga: Wartono korban jembatan runtuh Taiwan berencana pulang bangun rumah
Baca juga: Keluarga korban jembatan runtuh Taiwan di Cirebon tahu dari kerabat
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: