Jakarta (ANTARA News) - Jaksa Agung, Hendarman Supandji, dalam menghadapi wartawan senantiasa teringat terhadap jenderal besar dan Kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte. Apalagi, Kejaksaan Agung (Jakgung) tengah disorot oleh media massa yang mewakili publiknya. "Kaisar Napoleon lebih berani menghadapi 10 divisi tentara, daripada menghadapi wartawan," katanya dalam acara silaturahmi Forum Wartawan Kejaksaan (Forwaka), di Jakarta, belum lama ini. Disebutkannya, Napoleon Bonaparte pada tahun 1800 sudah "gemetaran" dalam menghadapi wartawan, apalagi sekarang. "Atau zaman Majapahit, gemetar sama daun lontar," ujarnya. Olh karena itu, di saat lembaga yang dipimpinnya terus menjadi pemberitaan hangat, yang salah satunya karena terungkapnya kasus suap Jaksa Urip Tri Gunawan, Hendaman menempatkan kegiatan membaca bukan lagi sekedar sebagai bagian rutinitas sehari-hari, melainkan kewajiban. "Membaca bagi saya sebagai rutinitas sehari-hari, tapi hari ini bukan lagi rutinitas," katanya. Kegiatan setiap bangun pagi, dirinya mencari surat kabar dan menonton berita di televisi, agar diketahui langkah apa yang harus dilakukan kejaksaan. "Bangun pagi, saya mencari berita di surat kabar dan cari berita di televisi, agar mengetahui apa yang harus dilakukan saya untuk kejaksaan," katanya. Oleh karena itu pula, ia menambahkan, dirinya tidak akan ragu-ragu untuk menindak tegas bila terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh para jaksa. Tindakan tegas itu bertujuan tidak lain untuk memperbaiki citra lembaga kejaksaan itu. "Saya berharap, agar aparat kejaksaan bekerja sungguh-sungguh," katanya menambahkan. (*)