London (ANTARA) - Dubes Indonesia di Swedia Bagas Hapsoro mengatakan Indonesia dalam beberapa tahun belakangan mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi, politik, keamanan yang kuat dan stabil, dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Keterangan tertulis yang diterima Sabtu menyebutkan, Dubes Bagas, menyampaikan hal tersebut dalam acara resepsi diplomatik yang diadakan KBRI Stockholm untuk memperingati HUT ke-74 Kemerdekaan RI yang diadakan di Wisma Duta Lidingö, Stockholm, Swedia, Jumat.

Baca juga: Indonesia serukan penguatan komitmen bagi perlucutan senjata nuklir

Tamu kehormatan (guest of honor) dalam acara resepsi diplomatik ialah Duta Besar Cecilia Ruthström-Ruin, Deputi Direktur Jenderal/Keapala Departemen untuk Kawasan Asia dan Pasifik, Kementerian Luar Negeri Swedia.

Dubes Bagas, mengatakan hubungan bilateral Indonesia dan Swedia telah terbina sejak tahun 1950. Kerja sama setiap tahun saling menguntungkan kedua negara meningkat. "Indonesia dan Swedia memperingati 70 tahun hubungan bilateral tahun depan, dan kedua negara menikmati hubungan stabil memiliki kesamaan visi akan dunia yang damai dan sejahtera," ujar Dubes Bagas.

Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan sejumlah fakta mengenai Indonesia, yang dikenal sebagai negara berpenduduk keempat terbesar di dunia dan mendapatkan peringkat teratas sebagai negara demokratis dengan penduduk mayoritas Muslim.

Dalam beberapa tahun belakangan, Indonesia juga mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi, politik, keamanan yang kuat dan stabil, dan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Baca juga: Dubes: Terobosan kerja sama Indonesia-Swedia

Dubes Cecilia menyampaikan Indonesia dan Swedia walaupun berjauhan secara jarak, namun memiliki banyak kesamaan. Oleh karena itu, peringatan 70 tahun hubungan bilateral Indonesia-Swedia tahun depan merupakan langkah penting dalam hubungan bilateral kedua negara. Dubes Cecilia menyampaikan ucapan selamat kepada Indonesia yang terpilih sebagai salah satu anggota DK PBB tahun ini.

Resepsi Diplomatik dihadiri lebih dari seratus undangan berasal dari kalangan komunitas diplomatik di Swedia, pejabat pemerintahan Swedia, pengusaha, dan akademisi terkemuka di Swedia dimulai dengan penampilan Tari Saman oleh tim gabungan PPI dan komunitas Indonesia di Swedia. Kemeriahan warna-warni baju yang digunakan dan gerakan tari yang enerjik memukau undangan .

Dalam acara resepsi diplomatik juga ditampilkan Gamelan Gongbron yang anggotanya terdiri dari warga Indonesia dan Swedia yang mencintai dan pandai memainkan alat musik Gamelan. Penampilan Tari Puspanjali oleh Diah Anjari memukau tamu yang datang.

Baca juga: Festival Kampung Indonesia 2019 digelar di Swedia

Selain penampilan musik dan tari juga, disajikan berbagai kuliner khas Indonesia seperti nasi goreng ayam, rendang daging pedas, dan wedang jahe. Menarik melihat tamu-tamu Swedia dan asing lainnya menikmati sajian khas Indonesia tersebut.

Salah satu tonggak sejarah hubungan kedua negara ditandai dengan kunjungan Raja Swedia ke Indonesia pada tahun 2017.