Ambon (ANTARA) - Ribuan warga yang mengungsikan diri pascagempa magnitudo 6,5 yang mengguncang Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku pada Kamis (26/9), saat ini mulai terserang berbagai macam penyakit.

Kadis Kesehatan Provinsi Maluku Meykal Pontoh, di Ambon, Jumat membenarkan warga yang mengungsi di sejumlah titik di Kota dan Pulau Ambon mulai terserang penyakit seperti batuk, pilek, deman dan gatal-gatal.

"Pengungsi terserang penyakit disebabkan faktor lingkungan, apalagi dalam beberapa hari terakhir hujan lebat mengguyur Kota Ambon dan sekitarnya, disamping sanitasi," katanya.

Menurutnya, saat hujan lokasi penampungan warga yang mengungsi menjadi tergenang, walaupun tidak sampai banjir, dan dampaknya banyak anak yang terserang gatal-gatal.

Selain itu, juga disebabkan warga kurang tidur saat berada di lokasi pengungsian, makan tidak teratur serta cuaca dingin saat malam hari dan panas siang hari.

"Banyak warga mengeluh tidak bisa tidur nyenyak pada malam hari karena merasa trauma dan guncangan gempa masih terus dirasakan, di samping badan pegal-pegal karena tidur beralaskan tikar," katanya.

Sejauh ini, menurut Meykal para dokter dan tim medis terus melakukan pemeriksaan kesehatan terharap para korban terdampak gempa di lokasi penampungan sementara yang terserab di Kota Ambon, Maluku Tengah dan SBB.

"Kami juga menyiapkan obat-obatan dalam jumlah cukup dan didistribusikan untuk semua warga yang membutuhkan," katanya.

Dia juga mengimbau warga yang rumahnya tidak rusak dan masih bisa ditempati untuk segera kembali ke rumah masing-masing karena berdasarkan data Badan meteorologi, Klimatologi Geofisika (BMKG) intensitas gempa dari dari ke hari semakin mengecil.

"Kami memahami bahwa warga masih trauma dan takut akan gempa susulan, namun yang rumahnya tidak rusak serta konstruksinya tahan gempa, sebaiknya kembali ke rumah masing-masing. Tidak enak tinggal di lokasi penampungan sementara yang serba terbatas," katanya.

Humas Media Center Penangulangan Barurat Bencana provinsi Maluku, Frona Koedoeboen mengatakan, obat-obatan telah didistribusikan oleh Seksi Kesehatan di seluruh pos-pos penampungan pengungsi atau penyintas.

Seksi Kesehatan juga telah berkoordinasi dengan petugas Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) yang berada di lapangan, guna mengumpulkan data kelompok rentan, mengindentifikasi makanan balita serta mengirimkan surat permintaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) balita ke Kementerian Kesehatan.
Baca juga: Soal pernyataannya terkait pengungsi Ambon, Wiranto minta maaf
Baca juga: CCI bantu pengungsi disabilitas korban gempa Ambon
Baca juga: Sudah 2.565 korban gempa dilayani di posko kesehatan Ambon