Badan Geologi survei area semburan sumur minyak Surabaya
4 Oktober 2019 17:32 WIB
Tim Badan Gelologi Nasional Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dibantu Dinas Lingkungan Hidup Surabaya melakukan survei permukaan tanah di area sumur minyak di Kutisari Indah Utara III/19, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (4/10/2019). (ANTARA/istimewa)
Surabaya (ANTARA) - Tim Badan Geologi Nasional, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dibantu Dinas Lingkungan Hidup Surabaya melakukan survei permukaan tanah di area semburan sumur minyak di Kutisari Indah Utara Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat.
Kasi Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Ulfiani Ekasari mengatakan tim Badan Geologi akan mensurvei beberapa titik yakni di Gang II hingga Gang IV.
"Nanti akan dianalisa apakah sumur minyak itu merupakan peninggalan zaman Belanda atau tidak," kata Ulfi.
Tim Geologi berjumlah empat orang tersebut melakukan pemasangan alat pengukur dan alat georadar yang digunakan untuk menyisir sepanjang jalan kompleks Perumahan Kutisari Indah.
Kasubid Geofisika Dasar dan Terapan Bidang Geoscience Badan Geologi Nasional Kementerian ESDM, Lucki Junursyah mengatakan bahwa alat yang digunakan tersebut untuk mendeteksi potensi sumur di sepanjang jalan yang berdekatan dengan lokasi semburan.
"Alat ini menggunakan metode ground penetrasi radar dengan menggunakan ilmu fisika elektronik magnet sehingga dapat mendeteksi benda konduktif yang ada di dalam tanah," ujarnya.
Baca juga: Bertambah jadi dua titik semburan lumpur di Kutisari Surabaya
Menurut dia, survei ini merupakan hari kedua yang dilakukan tim Badan Geologi.
Saat melakukan survei penggunaan georadar kondisi jalan disterilkan. Kendaraan yang akan melintas diimbau untuk berhenti dulu agar saat pelaksanaan mendapatkan hasil data yang akurat.
"Kondisi jalan harus benar-benar steril untuk mendapatkan hasil data yang akurat," katanya.
Diketahui keberadaan sumur minyak tersebut berawal dari adanya semburan lumpur yang keluar dari pekarangan rumah Liswati, warga Perumahan Kutisari Indah Utara III/19, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Jawa Timur, pada 23 September lalu.
Namun seiring waktu lumpur berganti air bercampur minyak mentah.
"Sudah cair banget yang keluar. Kalau kemarin-kemarin kan kental. Mayoritas air, tapi sepertinya masih ada kandungan minyak mentahnya," kata salah seorang warga setempat William Wirakusuma.
Baca juga: Semburan lumpur di Kutisari Surabaya murni minyak
Kasi Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Ulfiani Ekasari mengatakan tim Badan Geologi akan mensurvei beberapa titik yakni di Gang II hingga Gang IV.
"Nanti akan dianalisa apakah sumur minyak itu merupakan peninggalan zaman Belanda atau tidak," kata Ulfi.
Tim Geologi berjumlah empat orang tersebut melakukan pemasangan alat pengukur dan alat georadar yang digunakan untuk menyisir sepanjang jalan kompleks Perumahan Kutisari Indah.
Kasubid Geofisika Dasar dan Terapan Bidang Geoscience Badan Geologi Nasional Kementerian ESDM, Lucki Junursyah mengatakan bahwa alat yang digunakan tersebut untuk mendeteksi potensi sumur di sepanjang jalan yang berdekatan dengan lokasi semburan.
"Alat ini menggunakan metode ground penetrasi radar dengan menggunakan ilmu fisika elektronik magnet sehingga dapat mendeteksi benda konduktif yang ada di dalam tanah," ujarnya.
Baca juga: Bertambah jadi dua titik semburan lumpur di Kutisari Surabaya
Menurut dia, survei ini merupakan hari kedua yang dilakukan tim Badan Geologi.
Saat melakukan survei penggunaan georadar kondisi jalan disterilkan. Kendaraan yang akan melintas diimbau untuk berhenti dulu agar saat pelaksanaan mendapatkan hasil data yang akurat.
"Kondisi jalan harus benar-benar steril untuk mendapatkan hasil data yang akurat," katanya.
Diketahui keberadaan sumur minyak tersebut berawal dari adanya semburan lumpur yang keluar dari pekarangan rumah Liswati, warga Perumahan Kutisari Indah Utara III/19, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Jawa Timur, pada 23 September lalu.
Namun seiring waktu lumpur berganti air bercampur minyak mentah.
"Sudah cair banget yang keluar. Kalau kemarin-kemarin kan kental. Mayoritas air, tapi sepertinya masih ada kandungan minyak mentahnya," kata salah seorang warga setempat William Wirakusuma.
Baca juga: Semburan lumpur di Kutisari Surabaya murni minyak
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: