Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Tbk mengurangi ekspor timah 2.000 hingga 2.500 ton per bulan, sebagai upaya menaikkan kembali harga di pasar dunia yang mengalami penurunan dan tidak menguntungkan produsen timah nasional tersebut.

"Kami memang telah melakukan pengurangan penjualan, sebagai bentuk respon perusahaan untuk menyikapi penurunan harga timah," kata Direktur Utama PT Timah Tbk, Mochtar Riza Pahlevi di Pangkalpinang, Jumat.

Ia mengatakan pengurangan penjualan sudah dilakukan sejak periode Juli 2019 sebanyak 1.000 - 1.500 ton per bulan. Saat ini, PT Timah akan menambah pengurangan ekspor sekitar 1.000 ton per bulan, sehingga total terjadi pengurangan ekspor 2.000-2.500 ton per bulan.

Baca juga: PT Timah tahan produksi dan penjualan timah

"Harga saat ini belum menguntungkan jika dilihat dari apa yang sudah kami lakukan sebagai perusahaan tambang," ujarnya.

Menurut dia PT Timah Tbk sebagai salah satu produsen timah dunia dalam proses penambangan sesungguhnya telah menerapkan sistem pertambangan yang baik dan bertanggungjawab.

"Tanggungjawab perusahaan ini mulai dari proses eksplorasi hingga paska tambang, dimana tanggung jawab lingkungan, reklamasi, bisnis dan HAM juga pemberdayaan masyarakat menjadi komitmen. Ini Belum lagi sektor pertambangan yang dalam operasionalnya memiliki berbagai resiko," katanya.

Baca juga: BBJ optimistis ekspor timah tidak terpengaruh perlambatan ekonomi

Sekertaris Jenderal Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI), Jabin Sufianto mendukung rencana PT Timah Tbk untuk mengurangi produksi dan ekspor timah yang merupakan dampak dari merosotnya harga timah.

Menurut dia pengurangan produksi akan memberikan dampak pada harga timah, mengingat peran Indonesia yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan timah di pasar global.

"AETI mendukung, kita memang harus berani untuk menurunkan volume produksi selagi harga di level rendah," katanya.