Jakarta (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyelenggarakan The International Conference of Zakat (ICONZ) yang ketiga pada tahun 2019 di Bandung, 3 dan 4 Oktober 2019.

Sistem digital yang telah menjadi tren besar dalam industri keuangan ini membuat pengelolaan zakat lebih efisien, lebih transparan, biaya transaksi rendah, menjangkau skala yang lebih luas sekaligus meningkatkan sistem keamanan, kata Ketua BAZNAS Bambang Sudibyo dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Dia menambahkan organisasi pengelola zakat sudah harus bertransformasi ke sistem digital karena dapat memberikan berbagai keuntungan dalam penghimpunan maupun penyaluran zakat.

Baca juga: Papua Terkini- BAZNAS utamakan pendekatan psikologi pengungsi Wamena

The 3rd ICONZ menghadirkan berbagai narasumber yang memiliki kualifikasi tinggi dibidangnya, mulai dari regulator, praktisi zakat, peneliti hingga akademisi, katanya merujuk konferensi bertema "Zakat 4.0 Towards Empowering Ummah with Technology".

Direktur Pusat Kajian Strategis BAZNAS (Puskas) M Hasbi Zaenal menyebutkan tema ICONZ diangkat karena saat ini dunia sedang memasuki Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan munculnya teknologi terbarukan seperti Robotics Process Automatization (RPA), Artificial Intelligent (AI) dan Internet of Things (IoT) yang digunakan secara masif.

Sebagai lembaga keuangan sosial Islam yang mengelola dana publik, industri zakat menjadi salah satu sektor yang cukup terdampak atas masifnya penggunaan teknologi, katanya.

Baca juga: BAZNAS bantu pengungsi Wamena

Dia menambahkan keunggulan dalam hal efisiensi pada penggunaan RPA, AI dan IoT membuat suatu hal yang harus dipertimbangkan oleh industri zakat dalam mengadopsi teknologi tersebut.

Dengan begitu, tambah dia aktivitas penghimpunan dana zakat, pengelolaan dan pendistribusian dana zakat akan lebih maksimal.

Namun, diperlukan kajian serta diskusi yang lebih matang terkait dengan implementasi teknologi tersebut dalam pengelolaan zakat. Sehingga, hasil dari kajian-kajian tersebut akan menjadi landasan yang kuat bagi 'policy makers' baik itu regulator maupun operator dalam menentukan kebijakan pengelolaan zakat menggunakan teknologi, jelas dia.

Baca juga: BAZNAS upayakan peningkatan layanan usai raih penghargaan GIFA