Rio De Janeiro (ANTARA) - Antara 10 hingga 20 petugas polisi Brazil menyisir sebuah rumah sakit di Rio de Janeiro dan meminta dokter menyerahkan peluru yang diduga menewaskan seorang bocah berusia 8 tahun dalam operasi polisi, demikian laporan majalah setempat, Kamis.

Petugas polisi militer menggerebek rumah sakit Getulio Vargas sekitar Sabtu subuh pada 21 September, hanya beberapa jam setelah Agatha Felix tewas di distrik miskin Alemao di kota tersebut. Menurut saksi, Felix tertembak selama operasi polisi, ketika seorang petugas salah menembak ke arahnya ketika membidik pengendara sepeda motor. Ia kemudian meninggal di rumah sakit.

Majalah Veja melansir para dokter menolak menyerahkan peluru kepada petugas dan kini khawatir adanya aksi pembalasan.

Baca juga: 50 polisi Sao Paulo ditangkap terkait upeti kelompok obat bius

Polisi militer Rio dalam pernyataan menyebutkan bahwa hal yang biasa untuk petugas berada di rumah sakit pascapenembakan. Meskipun begitu, pihaknya menambahkan bahwa "potensi pelanggaran" oleh petugas di unit yang terlibat sedang diselidiki secara internal sekaligus sebagai bagian dari penyelidikan polisi sipil.

Polisi sipil Rio, yang menggelar investigasi, melaporkan tidak ada dalam arsip soal penggerebekan tersebut.

Kematian Felix, anak kelima yang meninggal di tangan penegak hukum tahun ini, menuai kemarahan di Rio, lokasi menjamurnya kekerasan polisi menjadi isu yang berkembang tahun ini.

Baca juga: Aksi protes anti-polisi, bus dan truk dibakar massa Brazil

Antara Januari hingga Agustus 2019, Kepolisian Rio menewaskan 1.249 orang, menurut jumlah resmi, hampir seperlima lebih dari tahun lalu.

Kritikus menuding Presiden Jair Bolsonaro dan Gubernur Rio, Wilson Witzel, yang keduanya mengimbau polisi agar mengambil tindakan yang lebih tegas terhadap penjahat, karena membuat polisi untuk berani menembak mati.

Baca juga: Polisi Brazil tembak mati pelaku pembajakan bus komuter

Sumber: Reuters