International Corner
Dubes Salik Khan tekankan isu Kashmir harus diselesaikan dengan dialog
3 Oktober 2019 22:44 WIB
Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Abdul Salik Khan, mengunjungi LKBN Antara di Jakarta, Kamis (3/10/2019). Dubes Salik Khan menekankan penyelesaian isu Jammu dan Kashmir harus diselesaikan melalui dialog guna menghindari terjadinya peperangan antara dua negara yang terlibat, yakni Pakistan dan India. (ANTARA/Suwanti)
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Abdul Salik Khan mengatakan permasalahan terkait Jammu dan Kashmir harus diselesaikan melalui dialog antara Pakistan dan India guna menghindari pecahnya peperangan antara kedua negara tersebut.
Dalam kunjungannya ke Kantor Berita Antara di Jakarta, Kamis, Dubes Salik Khan mengatakan pihaknya mendesak India untuk mencabut jam malam dan blokade komunikasi yang telah diberlakukan selama 58 hari, sejak pemerintah India mencabut status otonomi khusus Jammu dan Kashmir pada 5 Agustus lalu, sebelum kedua negara dapat melakukan dialog.
“Jam malam harus dicabut. Masyarakat harus diizinkan bepergian dan mereka harus dapat melaksanakan hak untuk berunjuk rasa. Mereka harus diberikan akses terhadap bahan makanan dan institusi pendidikan. Saya rasa ini hal pertama yang harus dilakukan, setelah itu baru kita (Pakistan dan India) dapat duduk bersama berdialog,” katanya.
India dan Pakistan, keduanya, menguasai beberapa bagian Kashmir dan mengklaim seluruh wilayah itu. Kedua negara telah dua kali terlibat perang terkait Kashmir.
Dia menegaskan Pakistan menginginkan pencapaian perdamaian bagi seluruh negara di dunia, termasuk bagi India. Menurutnya, melakukan dialog merupakan langkah yang dapat diambil dalam upaya mencapai perdamaian di kawasan yang menjadi sengketa kedua negara tersebut.
“Kami meyakini segala isu yang ada antara India dan Pakistan, termasuk soal Jammu dan Kashmir, harus diselesaikan melalui dialog karena peperangan sama sekali bukan solusi,” tegasnya.
Menurut Salik Khan, kedua negara tersebut masih memiliki permasalahan masing-masing yang harus diselesaikan, alih-alih berperang dengan satu sama lain.
Salah satunya terkait kemiskinan yang masih menyelimuti jutaan warga kedua negara, sehingga pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat harus menjadi fokus.
“Kami percaya bahwa perdamaian menjadi hal yang utama, dan kedua negara harus fokus pada pembangunan ekonomi masyarakat serta kesejahteraan mereka,” katanya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengangkat persoalan Jammu dan Kashmir pada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat.
Dalam kesempatan yang sama, PM Khan juga sempat melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan meminta perhatian Indonesia terhadap isu Kashmir.
Baca juga: Pembatasan diberlakukan kembali setelah protes Sabtu malam di Kashmir
Baca juga: OIC sampaikan 'keprihatinan yang mendalam' mengenai Kashmir
Dalam kunjungannya ke Kantor Berita Antara di Jakarta, Kamis, Dubes Salik Khan mengatakan pihaknya mendesak India untuk mencabut jam malam dan blokade komunikasi yang telah diberlakukan selama 58 hari, sejak pemerintah India mencabut status otonomi khusus Jammu dan Kashmir pada 5 Agustus lalu, sebelum kedua negara dapat melakukan dialog.
“Jam malam harus dicabut. Masyarakat harus diizinkan bepergian dan mereka harus dapat melaksanakan hak untuk berunjuk rasa. Mereka harus diberikan akses terhadap bahan makanan dan institusi pendidikan. Saya rasa ini hal pertama yang harus dilakukan, setelah itu baru kita (Pakistan dan India) dapat duduk bersama berdialog,” katanya.
India dan Pakistan, keduanya, menguasai beberapa bagian Kashmir dan mengklaim seluruh wilayah itu. Kedua negara telah dua kali terlibat perang terkait Kashmir.
Dia menegaskan Pakistan menginginkan pencapaian perdamaian bagi seluruh negara di dunia, termasuk bagi India. Menurutnya, melakukan dialog merupakan langkah yang dapat diambil dalam upaya mencapai perdamaian di kawasan yang menjadi sengketa kedua negara tersebut.
“Kami meyakini segala isu yang ada antara India dan Pakistan, termasuk soal Jammu dan Kashmir, harus diselesaikan melalui dialog karena peperangan sama sekali bukan solusi,” tegasnya.
Menurut Salik Khan, kedua negara tersebut masih memiliki permasalahan masing-masing yang harus diselesaikan, alih-alih berperang dengan satu sama lain.
Salah satunya terkait kemiskinan yang masih menyelimuti jutaan warga kedua negara, sehingga pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat harus menjadi fokus.
“Kami percaya bahwa perdamaian menjadi hal yang utama, dan kedua negara harus fokus pada pembangunan ekonomi masyarakat serta kesejahteraan mereka,” katanya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengangkat persoalan Jammu dan Kashmir pada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat.
Dalam kesempatan yang sama, PM Khan juga sempat melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan meminta perhatian Indonesia terhadap isu Kashmir.
Baca juga: Pembatasan diberlakukan kembali setelah protes Sabtu malam di Kashmir
Baca juga: OIC sampaikan 'keprihatinan yang mendalam' mengenai Kashmir
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019
Tags: