Solok, (ANTARA) - Wakil Wali Kota Solok, Sumatera Barat, Reinier menyarankan petani setempat untuk membudidayakan tanaman kakao untuk menambah pendapatan keluarga selain hasil padi.
"Selain tanaman padi, kelompok tani sebaiknya mengembangkan perkebunan kakao, karena Kelurahan Laing masih mempunyai lahan luas, dan cocok untuk kakao," kata Wakil Wali Kota Solok, Reinier ketika mengunjungi Kelompok Tani Sarang Alang, Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kamis.
Menurut dia, tanaman kakao bagus untuk dibudidayakan masyarakat, karena harganya cukup stabil dan perawatan tanaman ini juga cukup mudah dipelajari.
"Apalagi iklim kita tropis sangat cocok untuk tanaman kakao ini," ujarnya.
Saat ini, berdasarkan data Dinas Pertanian belum begitu banyak masyarakat Kota Solok yang membudidayakan kakao.
Padahal kebutuhan akan komoditas ini sangat tinggi, dan banyak produsen makanan membutuhkan biji kakao.
Kelompok tani bukan saatnya lagi hanya bertumpu pada satu sektor pertanian saja. Akan tetapi hendaknya diselingi dengan peternakan, baik ternak itik, kambing ataupun lainnya, begitu juga tanaman perkebunan harus divariasikan.
"Sektor peternakan dan perkebunan ini jika digarap tentu akan membantu meningkatkan pendapatan petani. Jangan hanya sawah saja," ujarnya.
Terkait pertanian padi, Reinier mengajak petani menanam padi jenis bibit Anak Daro. Karena di pasaran beras Solok dengan varietas Anak Daro sangat diminati konsumen dari luar Sumatera Barat, terutama di Jakarta dan Kota-kota di pulau Jawa.
Bahkan dalam berbagai kesempatan dialog dengan para perantau, permintaan akan jenis anak daro relatif besar dari varietas padi lainnya.
Karena itu beras jenis anak daro ini memiliki harga jual lebih tinggi di pasaran dibandingkan dengan beras jenis lainnya.
Baca juga: Kementan siapkan kemudahan ekspor kakao olahan
Baca juga: Kemenperin sebut hilirisasi kakao jadi prioritas pengembangan
Wawako Solok sarankan petani budidaya kakao untuk tambah pendapatan
3 Oktober 2019 21:14 WIB
Wakil Wali Kota Solok, Reinier saat menemui kelompok tani di Kelurahan Laing. (Ist)
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: