Rektor : mitigasi bencana masih perlu ditingkatkan
3 Oktober 2019 17:05 WIB
Rektor Universitas Terbuka Prof Ojat Darojat membuka seminar peran sains, matematika dan teknologi dalam kesiapsiagaan bencana di Tangerang Selatan, Kamis. (Indriani)
Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ojat Darojat mengatakan mitigasi bencana dan kesiapsiagaan bencana maupun pengurangan risiko bencana masih perlu ditingkatkan.
"Aktivitas meminimalisir risiko bencana harus dimaknai sebagai investasi pembangunan berkelanjutan secara nasional," ujar Ojat saat membuka seminar mengenai peranan matematika, sains dan teknologi dalam kebencanaan di Tangerang Selatan, Banten, Kamis.
Tanpa adanya upaya untuk meminimalisir bencana, maka dampak bencana akan tetap menimbulkan dampak ekonomi yang besar dan korban jiwa yang banyak.
Dia menjelaskan seminar itu bertujuan untuk memfasilitasi para akademisi dan praktisi guna berbagi pengalaman dan pengetahuan sesuai bidang keahliannya, serta ajang untuk mendiseminasikan hasil penelitian peserta.
"Dalam kegiatan ini, kami juga mendiseminasikan hasil-hasil kolaborasi antara pemerintah daerah dan akademisi dalam mengembangkan program inovatif yang dapat mendukung mitigasi dan pascabencana," ujar Ojat.
Untuk proses pembelajaran di Universitas Terbuka, Ojat mengatakan pihaknya berupaya agar konten atau modul yang diberikan sesuai kebutuhan saat ini. Para pengisi konten pun, kata Ojat, haruslah orang-orang yang ahli dibidangnya.
"Pada hari ini, kami mengundang Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang ahli dibidang kebencanaan dan mitigasi bencana," ujarnya.
Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati mengatakan riset maupun seminar mengenai mitigasi bencana sangat penting untuk menunjukkan bagaimana sains, teknologi dan matematika berperan dalam menyelamatkan nyawa manusia.
"Saat ini, kami sedang menyiapkan peringatan dini untuk gempa bumi, meskipun secara alami gempa bumi itu sulit diperkirakan," kata Dwikorita.
Namun pihak BMKG berupaya membuat sistem peringatan dini gempa bumi melalui perhitungan matematika dan geofisika. Dwikorita juga memuji Universitas Terbuka yang melakukan riset dan program studi dibidang mitigasi bencana tersebut.
Baca juga: Pemerintah siapkan Rp5 triliun untuk tanggulangi bencana pada 2020
Baca juga: Padang perlu tingkatkan mitigasi agar siap hadapi gempa, kata pakar
Baca juga: LPP RRI Palu luncurkan program mitigasi bencana kentongan
"Aktivitas meminimalisir risiko bencana harus dimaknai sebagai investasi pembangunan berkelanjutan secara nasional," ujar Ojat saat membuka seminar mengenai peranan matematika, sains dan teknologi dalam kebencanaan di Tangerang Selatan, Banten, Kamis.
Tanpa adanya upaya untuk meminimalisir bencana, maka dampak bencana akan tetap menimbulkan dampak ekonomi yang besar dan korban jiwa yang banyak.
Dia menjelaskan seminar itu bertujuan untuk memfasilitasi para akademisi dan praktisi guna berbagi pengalaman dan pengetahuan sesuai bidang keahliannya, serta ajang untuk mendiseminasikan hasil penelitian peserta.
"Dalam kegiatan ini, kami juga mendiseminasikan hasil-hasil kolaborasi antara pemerintah daerah dan akademisi dalam mengembangkan program inovatif yang dapat mendukung mitigasi dan pascabencana," ujar Ojat.
Untuk proses pembelajaran di Universitas Terbuka, Ojat mengatakan pihaknya berupaya agar konten atau modul yang diberikan sesuai kebutuhan saat ini. Para pengisi konten pun, kata Ojat, haruslah orang-orang yang ahli dibidangnya.
"Pada hari ini, kami mengundang Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang ahli dibidang kebencanaan dan mitigasi bencana," ujarnya.
Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati mengatakan riset maupun seminar mengenai mitigasi bencana sangat penting untuk menunjukkan bagaimana sains, teknologi dan matematika berperan dalam menyelamatkan nyawa manusia.
"Saat ini, kami sedang menyiapkan peringatan dini untuk gempa bumi, meskipun secara alami gempa bumi itu sulit diperkirakan," kata Dwikorita.
Namun pihak BMKG berupaya membuat sistem peringatan dini gempa bumi melalui perhitungan matematika dan geofisika. Dwikorita juga memuji Universitas Terbuka yang melakukan riset dan program studi dibidang mitigasi bencana tersebut.
Baca juga: Pemerintah siapkan Rp5 triliun untuk tanggulangi bencana pada 2020
Baca juga: Padang perlu tingkatkan mitigasi agar siap hadapi gempa, kata pakar
Baca juga: LPP RRI Palu luncurkan program mitigasi bencana kentongan
Pewarta: Indriani
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: