Baghdad, Irak (ANTARA) - Sedikitnya 12 orang telah tewas dalam protes anti-pemerintah di seluruh Irak, yang meletus awal pekan ini, kata beberapa sumber rumah sakit pada Kamis.

Tujuh orang lagi --enam demonstran dan satu polisi-- tewas di Provinsi Dhi Qar di bagian selatan negeri tersebut pada Rabu (2/10), setelah jam malam diumumkan.

Baca juga: Irak berlakukan larangan keluar rumah di Baghdad

Jumlah orang yang cedera juga naik jadi 112 --97 demonstran dan 15 polisi, kata beberapa sumber di Rumah Sakit Kejuruan Husyaniya di provinsi tersebut, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis. Mereka tak mau disebutkan jatidiri mereka karena pembatasan berbicara dengan media.

Banyak perempuan ikut dalam protes hari kedua pada Rabu, sementara pasukan keamanan berada dalam siaga penuh, dan menutup beberapa bundaran dan jalan di Baghdad.

Dewan Keamanan Nasional negeri itu mengadakan pertemuan darurat dengan Perdana Menteri Adil Abdul-Mahdi guna membahas cara menangani keadaan.

Baca juga: Bentrokan di Irak tewaskan 2 orang, lukai 200 lainnya

Satu sumber keamanan mengatakan kepada Kantor Berita Anadolu bahwa beberapa pemrotes membakar beberapa gedung pemerintah di Provinsi Dhi Qar dan Najaf.

Dalam perkembangan terkait, pemrotes dan pegiat sipil yang diwawancarai oleh Kantor Berita Anadolu mengatakan pemerintah membekukan sebagian layanan Internet di negeri itu.

Wakil PBB di Irak telah menyeru pemerintah Irak agar menahan diri.

Baca juga: Koalisi AS beri peringatan usai ledakan roket di Baghdad

Pemrotes menyerukan diakhirinya korupsi sementara pemerintah saat ini berjuang untuk mengakhiri kesalahan dalam mengelola dana masyarakat.

Menurut data Bank Dunia, angkat pengangguran di kalangan pemuda di Irak telah mencapai sebanyak 25 persen. Negara itu juga menempati posisi ke-12 negara paling korup di dunia oleh beberapa organisasi transparansi.

Sumber: Anadolu Agency