Jayapura (ANTARA) - Sebanyak 8.051 warga tercatat telah mengungsi dari Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, ke Jayapura semenjak kerusuhan terjadi di Wamena pada 23 September sampai 2 Oktober 2019 menurut data Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Silas Papare di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

Kepala Penerangan Lanud Silas Papare Mayor Sus Rindar Noor kepada ANTARA di Jayapura, Kamis, mengatakan bahwa pada 2 Oktober evakuasi pengungsi dari Wamena dilakukan menggunakan tiga pesawat Hercules.

"Dengan tiga pesawat tersebut pada 2 Oktober 2019 maka tercatat 1.545 pengungsi yang dapat diterbangkan ke Jayapura dari Wamena," katanya.

Sementara itu, menurut dia, jumlah pengungsi yang sudah keluar dari Jayapura tercatat 220 orang dengan tujuan Malang, Makassar, Timika, dan Padang.

"Sedangkan jumlah pengungsi yang masih ditampung di enam tempat pengungsian Jayapura tercatat 936 orang," katanya.

Rindar menjelaskan, bantuan bahan pokok sebanyak 122 ton sudah dikirimkan untuk warga yang terdampak kerusuhan di Wamena.

"Bantuan yang sudah terkirim ini termasuk bantuan dari Presiden berupa bahan pokok dan Kementerian Sosial berupa tenda serta perlengkapan pengungsi lainnya masing-masing 11 ton," katanya.

Dia menambahkan, sisa bantuan dari Kementerian Sosial akan dikirim ke Wamena pada Kamis (3/10).

Demonstrasi yang berujung kerusuhan di Wamena pada 23 September menyebabkan lebih dari 30 orang meninggal dunia dan mengakibatkan kerusakan bangunan rumah warga, kantor, kios, dan fasilitas umum.

Baca juga:
PMI kerahkan relawan bantu pengungsi korban kerusuhan Wamena
Ratusan korban kerusuhan Wamena dibawa Kapal Ciremai pulang kampung