Jakarta (ANTARA) - Mantan Ketua DPR Setya Novanto mengaku bahwa politikus Puan Maharani sudah lama dipersiapkan untuk menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.

"Saya rasa ini dari dulu udah ibu Puan sudah direncanakan bahwa sebelum saya, itu memang Bu Puan sudah direncanakan. Tapi, ini kan masalah tertunda saja dan sudah saatnya," kata Setnov, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani resmi ditetapkan sebagai Ketua DPR dalam Rapat Paripurna DPR yang diadakan Selasa (1/10) malam.
Baca juga: Profil - Puan Maharani, perempuan pertama pimpin DPR

Pemilihan dan penetapan Puan sebagai Ketua DPR berbeda bila dibandingkan dengan pemilihan ketua DPR periode sebelumnya. Bila pada periode sebelumnya pimpinan DPR dipilih dengan mekanisme paket oleh seluruh anggota DPR melalui voting, maka Puan bisa terpilih karena partainya menjadi pemenang Pemilu 2019.

"Karena Bu Puan pernah bersama-sama menjadi ketua fraksi dan berhasil dalam hal melakukan program-program dan kerja sama dengan DPR. Saya rasa ini udah saat yang tepat Bu Puan memimpin di DPR," kata Setnov.

Menurut Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang sudah direvisi, pimpinan DPR berjumlah lima orang berasal dari partai politik peringkat lima besar dalam Pemilu 2019. Karena itu, ketua dan wakil ketua DPR ditentukan secara internal oleh lima fraksi yang memiliki kursi terbanyak, yaitu PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai NasDem.
Baca juga: Puan Maharani miliki kekayaan Rp363,79 miliar

Puan akan memimpin DPR bersama empat Wakil Ketua, yaitu Aziz Syamsudin dari Fraksi Partai Golkar, Sufmi Dasco Ahmad dari Fraksi Partai Gerindra, Muhaimin Iskandar dari Fraksi PKB, dan Rahmat Gobel dari Fraksi Partai NasDem.

"Pemilihan saudari Puan itu sudah melalui aturan-aturan dan mekanisme yang jelas dan ini tepat karena pengalaman Bu Puan dan tim ada Aziz Syamsuddin, Dasco yang mempunyai reputasi jelas dan mudah-mudahan program parlemen modern yang dulu sudah diprogramkan itu bisa dijalankan dan kita harapkan DPR ke depan pimpinan Ibu Puan saya yakin bisa berhasil secara baik," ujar Setnov.
Baca juga: Profil - Serba pertama trah politik Sukarno

Dalam pidato pertamanya sebagai Ketua DPR, Puan menegaskan kepemimpinan DPR bersifat kolektif kolegial yang harus diwujudkan dengan membangun semangat kebersamaan, semangat kerja bersama, dan jiwa bergotong royong.

Puan juga mengingatkan seluruh anggota DPR bahwa mereka terpilih sebagai anggota legislatif berdasarkan proses pemilu yang demokratis. Hasil Pemilu 2019 merupakan perwujudan dari kedaulatan rakyat, dan merupakan kewajiban konstitusional seluruh anggota DPR untuk melaksanakan hasil pemilu melalui fungsi-fungsi DPR, yaitu legislasi, anggaran, pengawasan, dan memperjuangkan aspirasi rakyat.