Jakarta (ANTARA) - Keberadaan tol laut yang diinisiasi pemerintahan Joko Widodo belum mampu membangkitkan ekonomi lokal, untuk itu perlu ada integrasi di masa mendatang baik dengan ekonomi lokal, bisnis pelabuhan hingga konektivitas hinterland.

"Kalau nilai tambah ekonomi lokal, ini belum kelihatan bagaimana tol laut membangkitkan ekonomi lokal untuk berpartisipasi," kata Staf Khusus Menteri Perhubungan (Menhub) untuk Urusan Ekonomi dan Investasi Transportasi Wihana Kirana Jaya di Jakarta, Rabu.

Wihana dalam Seminar Nasional Menuju Konektivitas Maritim yang Berkelanjutan di Indonesia menjelaskan, dalam evaluasi tol laut oleh Kementerian Perhubungan, ada indikasi dampak ekonomi atas keberadaan tol laut baru baru dinikmati operator.

Menurut dia, diperlukan pengembangan yang berlanjut untuk mewujudkan biaya logistik yang semakin rendah, frekuensi layanan angkutan laut yang rasional, produksi yang meningkat serta ketimpangan perdagangan antarpulau yang menurun.

"Rasionalisasi subsidi juga dapat dilakukan dengan keseimbangan hilirisasi logistik di Indonesia," katanya.

Baca juga: Peringati Hari Maritim Nasional, Luhut akui belum puas dengan tol laut

Wihana mengakui, keberadaan tol laut awalnya memang bertujuan untuk mendorong pemerataan pembangunan sekaligus mengubah paradigma Jawasentris menjadi Indonesiasentris.

Terlebih, dua pertiga wilayah Indonesia merupakan lautan di mana 40 persen perdagangan barang dan jasa dikirim melalui lautan.

Sayangnya, 90 persen pelabuhan masih berada di wilayah barat Indonesia sehingga ada ketidakseimbangan.

Baca juga: Mendag soroti tol laut yang dimanfaatkan pihak tertentu

Baca juga: Legislator ingin program tol laut dikaji secara berkala