Palu (ANTARA) - Tiga daerah terdampak gempa, tsunami dan likuefaksi, Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) dilaporkan berpotensi dilanda banjir pada musim hujan tahun 2019.

Koordinator Analisa dan Pengolahan Data Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Aljufri Palu, Affan Nugraha Diharsya, di Palu, Rabu, mengemukakan curah hujan di Palu, Sigi dan Donggala mulai terlihat.

"Palu dan Sigi dalam intensitas curah hujan sedang, namun Donggala dalam intensitas curah hujan lebat," ucap Affan Nugraha.

Hujan dengan intensitas lebat terjadi di Donggala meliputi wilayah Banawa dan Kecamatan Riopakava. Kemudian, untuk Kabupaten Sigi, Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Aljufri Palu melaporkan, curah hujan dengan intensitas sedang mulai terlihat di Sigi bagian barat meliputi wilayah Dolo Barat dan Marawola.

Curah hujan dengan intensitas sedang, juga dilaporkan oleh Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Aljufri terpantau di Kabupaten Sigi bagian Utara, meliputi Dolo, Gumbasa dan Kecamatan Biromaru.

"Curah hujan intensitas sedang dan lebat, dapat berpotensi terjadinya banjir," katanya.

Baca juga: Wagub Sulteng: Jangan menyalahkan terkait penanganan pascabencana

Baca juga: 8.788 unit huntap korban bencana Sulteng ditarget rampung 2020

PASCA BENCANA, 14 KASUS PERNIKAHAN DINI DI KAMP PENGUNGSIAN PASIGALA



Prakiraan curah hujan oleh Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Aljufri Palu mulai terjadi bulan Okotber 2019 hingga Januari 2020 mendatang.

Affan menerangkan umumnya cuaca di Palu, Sigi dan Donggala pada waktu pagi hingga siang masih bersahabat atau cerah berawan. Namun, sore dan malam ada potensi hujan dengan intensitas sedang dan lebat untuk tiga daerah tersebut.

Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Aljufri Palu menganalisis hujan yang terjadi disebabkan laut dalam kondisi dingin. Laut berkontribusi besar membentuk awan hujan yang menghasilkan hujan.

Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Aljufri Palu memberikan gambaran bahwa jika terdeteksi berpotensi terjadi banjir di musim hujan tahun 2019, maka Stasiun Meteorologi memperkirakan banjir yang terjadi merupakan siklus pengulangan.

Siklus pengulangan, menurut Stasiun Meteorologi perlu diwaspadai, karena berpotensi merusak. Potensi terjadinya siklus pengulangan yaitu pada November atau Desember untuk daerah yang mengikuti pola iklim monsunal di Sulteng.

Baca juga: Peringati setahun bencana Sulteng, warga Palu diajak perangi maksiat

Baca juga: Rumah Bersama Relawan : bangun Pasigala dengan kerangka sendai


Daerah-daerah yang mengikuti pola iklim monsunal meliputi Donggala, Tolitoli, Buol, Morowali, Morowali Utara, Poso, dan Sigi. Sedangkan Palu merupakan dampak dari monsunal atau pola iklim normal.

"Karena itu Stasiun Meteorologi menghimbau waspada terhadap siklus banjir tahunan di musim hujan tahun 2019, karena terindikasi ada potensi banjir lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Tidak hanya hujan, Stasiun Meteorologi melaporkan bahwa tiga daerah terdampak hujan juga berpotensi disertai angin kencang dan petir.

"Hujan dengan intensitas sedang dan lebat berpotensi disertai dengan angin kencang dan petir," katanya.*

Baca juga: Mengembalikan roda kehidupan masyarakat Palu

Baca juga: Setahun bencana Sulteng, ribuan korban berdoa di eks tsunami Palu