Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat nilai impor pada Agustus 2019 sebesar 0,2 juta dolar Amerika Serikat atau turun 98,29 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, karena daya beli masyarakat berkurang.

"Impor Agustus 2019 jika dibandingkan dengan nilai impor Juli 2019 maka turun dua kali lipat. Dengan demikian, jumlah nilai impor selama Januari hingga Agustus tahun ini sebesar 10,5 juta dolar AS," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Darwis Sitorus di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan impor Agustus 2019 berasal dari impor migas dan nonmigas. Selama Januari-Agustus tahun ini peran nonmigas mendominasi 77,94 persen. Namun demikian mengalami penurunan sebesar 30,58 persen dibanding periode yang sama tahun sebelummya.

"Peran migas terhadap akumulasi impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara kumulatif juga mengalami penurunan signifikan sebesar 97,86 persen," ujarnya.

Menurut golongan barang, impor nonmigas Januari-Agustus 2019 didominasi oleh mesinmesin/ pesawat mekanik. Sekitar 80,56 persen (6,60 juta dolar AS) impor nonmigas Kepulauan Bangka Belitung merupakan golongan ini. Mesin/peralatan listrik sebesar 656,2 ribu dolar AS (8,01 persen).

Nilai impor antrasit yang termasuk dalam golongan bahan bakar mineral sebesar 372,9 ribu dolar AS dan menempati urutan ketiga dalam peran impor nonmigas
Januari-Agustus 2019, dengan peran sebesar 4,55 persen.

"Impor produk keramik dan kapal laut dan bangunan terapung. Peran masing-masing golongan barang tersebut sebesar 2,47 persen dan 1,81 persen. Maka, peran lima golongan barang tersebut terhadap impor nonmigas Kepulauan Bangka Belitung sebesar 97,39 persen," katanya.

Ia mengatakan Malaysia menduduki peringkat pertama dalam peran impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selama Januari - Agustus 2019, nilai impor dari Malaysia sebesar 5,84 juta dolar AS atau berperan 55,57 persen. Nilai impor dari Singapura 2,32 juta dolar AS atau berperan 22,06 persen.

Selanjutnya, China, Vietnam dan Thailand menempati posisi ketiga hingga kelima secara berurutan. Selain lima negara tersebut, tidak ada negara lain yang melakukan impor ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Peran nilai impor selama Januari-Agustus 2019 dari kelima negara asal impor ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 100 persen," katanya.