Di Bojonegoro Ada Sejumlah Jembatan Terancam Runtuh
15 Juli 2008 07:19 WIB
Bojonegoro (ANTARA News) - Sejumlah jembatan di Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), terancam runtuh akibat maraknya penambangan pasir mekanik di perairan Bengawan Solo di daerah hilir Bojonegoro, juga Tuban.
"Saya perkirakan jembatan Padangan lima tahun lagi bisa runtuh kalau penambangan pasir mekanik tidak ditertibkan. Sebab, kondisinya sekarang sudah mulai curam, " kata Koordinator Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Mulyono, kepada ANTARA News, Selasa.
Dia menjelaskan, jembatan Padangan yang melintas di perairan Bengawan Solo yang menghubungkan Bojonegoro Jawa Timur dengan Cepu Jawa Tengah, di sejumlah desa di Kecamatan Ngraho, sekarang ini beroperasi puluhan penambang mekanik menghasilkan pasir 200 truk per hari.
Dibawah jembatan Padangan dengan jarak sekitar sekilometer juga beroperasi sejumlah penambang pasir mekanik.
Menurut Mulyono, kondisi itu masih diperparah dengan adanya penimbunan pasir yang dilakukan para penambang di bawah jembatan, sehingga mengakibatkan tebing jembatan di Padangan menjadi curam.
Menurut dia, dengan tidak terkendalinya penambangan pasir mekanik di perairan Bengawan Solo di Bojonegoro dan Tuban tersebut, secara cepat merusak dasar sungai, sehingga mempercepat kerusakkan tebing Bengawan Solo.
"Sesuai ketentuan penambangan pasir mekanik dilarang apalagi, di dekat jembatan , " katanya.
Di jembatan kalikethek di Desa Banjarjo Kecamatan Kota Bojonegoro, berdasarkan pengamatan ANTARA, sejumlah penambang mekanik juga beroperasi dengan jarak hanya sekitar 100 m dari jembatan.
Sementara itu, di dekat jembatan Glendeng di Desa Campurejo Kecamatan Kota Bojonegoro, dua unit penambang mekanik beroperasi hanya berjarak sekitar 50-100 m dari jembatan dan setiap harinya belasan truk mengambil pasir, langsung masuk ke dasar sungai.
Mulyono, mengaku sudah berkirim surat ke berbagai pihak, termasuk Dinas Pengairan PU Jawa Timur, untuk menggelar operasi penertiban penambang mekanik itu.
"Jumlah penambang mekanik juga pemiliknya semua kami miliki, seharusnya penertiban tidaklah sulit, " katanya.
Berdasarkan pendataan tim Balai PPSDAW Bengawan Solo, Perum Jasa Tirta I dan Bagian Pertambangan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, pada Mei ini jumlah penambangan mekanik di perairan Bengawan Solo mencapai 77 unit. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008
Tags: