Palembang (ANTARA) - Aliansi Mahasiswa Sumsel Melawan menggelar aksi baca Surat Yasin dan menyalakan lilin berbentuk huruf "SOS" untuk menyatakan duka cita terhadap tragedi jatuhnya korban pada aksi demo tolak Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta dan Kendari, Sulawesi Tenggara.
Pada Selasa malam, sekitar 300 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Palembang berkumpul di Bundaran Air Mancur, Masjid Agung Palembang, mereka membaca Surat Yasin kemudian menyalakan lilin berbentuk "SOS" sembari menyanyikan lagu Gugur Bunga.
"SOS artinya ada sesuatu yang darurat, yakni kondisi Indonesia saat ini kami anggap perlu disimbolkan dengan tanda itu," kata koordinator aksi Raden Ramadhan, usai menyalakan lilin.
Baca juga: Polda Sumsel siagakan 700 personel amankan aksi mahasiswa
Aksi nyala lilin juga diisi dengan pembacaan sajak-sajak perjuangan dan orasi yang dikawal ketat petugas kepolisian.
Menurut dia, meninggalnya satu orang pelajar di Jakarta dan dua orang mahasiswa di Kendari tidak semestinya terjadi dalam proses menyampaikan aspirasi terkait aksi menolak UU KPK, sebab hal itu bisa mencederai demokrasi.
Ia menyebut aksi Aliansi Mahasiswa Sumsel Melawan masih bagian rentetan aksi menolak UU KPK di berbagai daerah yang sampai saat ini terus bergejolak.
"Kami masih menginginkan UU KPK dan RKUHP dicabut," kata Raden.
Baca juga: Gubernur Sumsel berani mundur jika tuntutan mahasiswa tak terpenuhi
Aliansi ini berharap Presiden Joko Widodo dapat menerima aspirasi para mahasiswa dari seluruh Indonesia terkait UU KPK dan RUU lain yang menimbulkan polemik beberapa waktu terakhir.
Aksi mahasiswa berlangsung khidmat dan berakhir damai, para mahasiswa sempat menyuarakan yel-yel ucapan terima kasih kepada pihak kepolisian yang telah mengawal aksi mereka sejak sore hingga bubar.
Mahasiswa Sumsel baca Yasin dan nyalakan lilin SOS
1 Oktober 2019 22:01 WIB
Aliansi Mahasiswa Sumsel Melawan menyalakan lilin di Bundaran Air Mancur Palembang, Selasa (1/10/2019) malam. (ANTARA/Aziz Munajar/19)
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: