Desa Simpang Empat, dulu tertinggi kasus kekerdilan kini percontohan
1 Oktober 2019 21:01 WIB
Pejabat darI Pemkot Banjarbaru Sekretaris DPPKB Zainal Arifin yang mengunjungi Desa Simpang Empat Kecamatan Amuntai Selatan untuk studi pembelajaran kampung KB. (Antaranews Kalsel/Istimewa)
Amuntai (ANTARA) - Pemerintah Kotamadya Banjarbaru mengunjungi salah satu desa yang pernah tertinggi kasus kekerdilan atau stunting di Kalimantan Selatan namun kini desa itu justru menjadi percontohan pusat layanan unggulan kampung KB dan mewakili daerahnya pada lomba desa 2019.
Sebanyak 25 orang pejabat dan staf dari Dinas pengendalian penduduk, keluarga berencana (DPPKB) dan pemberdayaan masyarakat, perempuan dan perlindungan anak (PMP dan PA) serta sejumlah ketua RW dan RT mengunjungi Desa Simpang Empat Kecamatan Amuntai Selatan, Selasa.
"Kita ingin mengetahui pembinaan kampung KB di Desa Simpang Empat agar kiranya bisa kami adopsi bagi pembinaan Kampung di wilayah Kotamadya Banjarbaru," kata Sekretaris DPPKB Banjarbaru Zainal Arifin di Amuntai.
Baca juga: Nutrisi dan ASI bisa cegah kekerdilan
Baca juga: Revolusi hijau daun kelor untuk stunting di NTT
Zainal mengatakan, keberhasilan program Kampung KB di Kabupaten HSU ini perlu jadi contoh bagi kabupaten/kota lain bagaimana menjadikan desa, yang dahulunya tertinggal dengan kasus kekerdilan sangat tinggi bisa maju seperti sekarang ini.
Wajarlah, katanya jika keberadaan Desa Simpang Empat di HSU mencuri perhatian daerah lain untuk datang melakukan studi banding.
Apalagi Panglima TNI pernah berkunjung ke desa ini dalam rangka peringatan TNI manunggal kesehatan tingkat nasional.
Zainal mengaku senang karena sambutan ramah dan antusias diperlihatkan oleh pemerintah daerah dan masyarakat desa Simpang Empat terhadap kedatangan rombongan Pemkot Banjarbaru.
Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) di wakili Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah (DPPKBD) Anisah Rasyidah Wahid menyambut kedatangan rombongan dari Pemkot Banjarbaru tersebut.
"Kami sangat senang karena dari pemerintah Kotamadya Banjarbaru bersedia berkunjung ke Desa Simpang Empat," ujar Anisah.
Anisah menjelaskan keberhasilan Desa Simpang Empat dalam program kampung KB tak lepas dari komitmen dan kinerja kepala desa, serta dukungan masyarakat yang ingin menuntaskan berbagai masalah yang ada di desanya.
Ia mengatakan, selama pelaksanaan program Kampung KB selama tiga tahun terakhir di Desa Simpang Empat, kerjasama lintas sektoral juga berperan besar menjadikan desa ini meningkat kesejahteraan dan kemajuannya.
Sampai akhirnya, Desa Simpang Empat dijadikan pusat layanan unggulan (center of excellence) kampung KB tingkat Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan surat keputusan Kepala BKKBN perwakilan Kalsel nomor 014/HK.02.02/J.1/2019 pada 13 Maret 2019.
Pada kesempatan kunjungan studi pembelajaran ini, rombongan pemkot Banjarbaru meninjau layanan kesehatan di posyandu "Bonsai" dan aktivitas pendidikan di PAUD "Al Khair" Desa Simpang Empat.*
Baca juga: Cegah stunting, Kementerian PUPR bangun fasilitas cuci tangan
Baca juga: Ahli ingatkan pentingnya konsumsi protein hewani cegah stunting
Sebanyak 25 orang pejabat dan staf dari Dinas pengendalian penduduk, keluarga berencana (DPPKB) dan pemberdayaan masyarakat, perempuan dan perlindungan anak (PMP dan PA) serta sejumlah ketua RW dan RT mengunjungi Desa Simpang Empat Kecamatan Amuntai Selatan, Selasa.
"Kita ingin mengetahui pembinaan kampung KB di Desa Simpang Empat agar kiranya bisa kami adopsi bagi pembinaan Kampung di wilayah Kotamadya Banjarbaru," kata Sekretaris DPPKB Banjarbaru Zainal Arifin di Amuntai.
Baca juga: Nutrisi dan ASI bisa cegah kekerdilan
Baca juga: Revolusi hijau daun kelor untuk stunting di NTT
Zainal mengatakan, keberhasilan program Kampung KB di Kabupaten HSU ini perlu jadi contoh bagi kabupaten/kota lain bagaimana menjadikan desa, yang dahulunya tertinggal dengan kasus kekerdilan sangat tinggi bisa maju seperti sekarang ini.
Wajarlah, katanya jika keberadaan Desa Simpang Empat di HSU mencuri perhatian daerah lain untuk datang melakukan studi banding.
Apalagi Panglima TNI pernah berkunjung ke desa ini dalam rangka peringatan TNI manunggal kesehatan tingkat nasional.
Zainal mengaku senang karena sambutan ramah dan antusias diperlihatkan oleh pemerintah daerah dan masyarakat desa Simpang Empat terhadap kedatangan rombongan Pemkot Banjarbaru.
Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) di wakili Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah (DPPKBD) Anisah Rasyidah Wahid menyambut kedatangan rombongan dari Pemkot Banjarbaru tersebut.
"Kami sangat senang karena dari pemerintah Kotamadya Banjarbaru bersedia berkunjung ke Desa Simpang Empat," ujar Anisah.
Anisah menjelaskan keberhasilan Desa Simpang Empat dalam program kampung KB tak lepas dari komitmen dan kinerja kepala desa, serta dukungan masyarakat yang ingin menuntaskan berbagai masalah yang ada di desanya.
Ia mengatakan, selama pelaksanaan program Kampung KB selama tiga tahun terakhir di Desa Simpang Empat, kerjasama lintas sektoral juga berperan besar menjadikan desa ini meningkat kesejahteraan dan kemajuannya.
Sampai akhirnya, Desa Simpang Empat dijadikan pusat layanan unggulan (center of excellence) kampung KB tingkat Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan surat keputusan Kepala BKKBN perwakilan Kalsel nomor 014/HK.02.02/J.1/2019 pada 13 Maret 2019.
Pada kesempatan kunjungan studi pembelajaran ini, rombongan pemkot Banjarbaru meninjau layanan kesehatan di posyandu "Bonsai" dan aktivitas pendidikan di PAUD "Al Khair" Desa Simpang Empat.*
Baca juga: Cegah stunting, Kementerian PUPR bangun fasilitas cuci tangan
Baca juga: Ahli ingatkan pentingnya konsumsi protein hewani cegah stunting
Pewarta: Ulul Maskuriah/Eddy Abdillah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: