Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong pemerintah daerah untuk membangun hunian vertikal atau rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) terintegrasi dengan pasar tradisional.

"Selama ini banyak dibangun mall dengan apartemen di bagian atasnya, tentu pasar tradisional juga bisa dibangun Rusunawa di bagian atasnya," ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa.

Selain itu pembangunan Rusunawa terintegrasi dengan pasar tradisional juga dapat memodernisasi pasar tradisional dan menyediakan hunian yang layak dan mempermudah akses serta meningkatkan perekonomian bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan.

Pembangunan hunian vertikal di kawasan perkotaan yang mengusung konsep mixed use dengan pasar tentunya dapat menjadi solusi untuk menyikapi perkembangan perkotaan dan kawasan permukiman yang semakin padat.

“Lantai satu sampai tiga nantinya akan dimanfaatkan sebagai pasar, sedangkan lantai empat keatas akan dimanfaatkan sebagai hunian masyarakat,” katanya.

Kementerian PUPR juga mendorong Pemerintah Daerah lainnya juga dapat mengikuti menggunakan konsep hunian vertikal terintegasi dengan pasar khususnya pasar tradisional.

Pemanfaatan lahan secara mixed use juga banyak dilaksanakan di berbagai negara lainnya seperti di Singapura dan Malaysia.

Sebelumnya Kementerian PUPR bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pembangunan Rusunawa Pasar Rumput sejak tahun 2016, dengan anggaran pembangunan sebesar Rp961,3 miliar dari dana DIPA Kementerian PUPR.

Rusunawa Pasar Rumput merupakan proyek hunian vertikal yang terintegrasi dengan pasar tradisional terbesar yang dibangun Kementerian PUPR. Rusunawa ini dibangun sebanyak tiga tower masing-masing 25 lantai yang terdiri 1.984 unit hunian dan 1.314 unit kios.

Kelebihan lain dari Rusunawa ini adalah terintegrasi dengan moda transportasi umum yakni Bus Transjakarta. Peresmian Rusunawa Pasar Rumput akan dilakukan tahun ini.



Baca juga: Jakarta butuh banyak rusunawa bagi masyarakat urban
Baca juga: PUPR: rusunawa dengan "tanah bengkok" di Kota Magelang perlu dicontoh
Baca juga: Tiga rusunawa nelayan dibangun di Mataram