Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan penanaman nilai-nilai Pancasila, terutama kepada generasi muda, melalui perilaku hidup masyarakat sehari-hari.
"Penanaman nilai Pancasila berjalan di beberapa level, yang formal tentu saja melalui pelajaran Pancasila yang dirumuskan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)," ujar Hilmar di Jakarta, Selasa.
Untuk penanaman nilai Pancasila di bidang kebudayaan, kata dia, langsung pada praktik Pancasila.
"Jadi bukan rumusannya tapi lebih banyak pada perilaku," tambah dia.
Penanaman nilai Pancasila dilakukan melalui sejumlah kegiatan budaya yang diselenggarakan Kemendikbud, seperti seniman mengajar dan seniman masuk sekolah.
"Memang pendekatannya agak berbeda, kalau di pelajaran formal ada penghapalan nilai dan langsung pada praktik," kata dia.
Baca juga: Kemendikbud luncurkan program penanaman nilai Pancasila
Melalui kegiatan seniman mengajar, kata Farid, siswa belajar mengenai kebhinekaan dan memperkenalkan budaya satu sama lain.
"Jadi memang pendekatan itu agak berbeda kalau di pelajaran formal ada penghapalan dan ada penjabaran nilai, tapi kita langsung di praktik," katanya.
Bhineka Tunggal Ika, lanjut dia, mensyaratkan pengenalan budaya yang lain pada siswa.
Sebagai contoh, katanya, adanya aubade atau nyanyian saat upacara juga bagian upaya mengajarkan lagu-lagu daerah dan nantinya bisa dianggap sebagai miliknya atau bagian dari dirinya.
"Jadi penanaman nilai melalui cara-cara seperti itu kita rasa sangat efektif," kata dia.
Sebelumnya, Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan akan menghidupkan kembali pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) sebagai bagian upaya penanaman nilai Pancasila pada siswa.
Baca juga: Menristekdikti sebut penanaman nilai Pancasila tidak cukup doktrinasi
Baca juga: Yudi Latif: penanaman Pancasila perlu sentuhan seni
Kemendikbud: Penanaman nilai Pancasila melalui perilaku
1 Oktober 2019 16:47 WIB
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid (ANTARA/Indriani)
Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: